Manggarai, CakrawalaNTT.com
- Sebuah lembaga pendidikan akan semakin bermutu,
berkualitas, dan profesional
apabila terus berbenah diri. Proses pembenahan
bagi lembaga pendidikan baik guru maupun siswa termuat dalam delapan standar
pendidikan yang meliputi standar isi, proses, kelulusan, penilaian, sarana
prasarana, standar keuangan dan pembiayaan, pengelolaan, dan PTK. Untuk
mencapai delapan standar tersebut lembaga pendidikan mesti membuka diri dan
membangun kerja sama dengan semua pihak. Maka dari itu, SMK Negeri 1 Wae Ri’i
terus berbenah dengan menggelar workshop penulisan karya ilmiah didampingi oleh
Media Pendidikan Cakrawala NTT.
Kepala SMKN 1 Wae
Ri’i, Yus Maria D. Romas, S.PdEk dalam sambutannya saat membuka kegiatan workshop
penulisan karya ilmiah kerjasama UPT Pendidikan wilayah VIII dan Media
Pendidikan Cakrawala NTT menegaskan kembali tentang visi sekolah yakni
terwujudnya pendidikan kejuruan multi kompetensi sesuai dengan potensi
nasional, wilayah, dan kebutuhan masyarakat tanpa diskirimnasi. Menurutnya,
beberapa tahun terakhir, dirinya bersama para guru dan pegawai serta komite
terus bergiat, berbenah, dan bersinergi untuk membangun visi sekolah ini dari segala lini khususnya kompetensi
guru. Kegiatan workshop penulisan karya ilmiah
adalah salah satu wujud nyata perjuangan ini.
“Semenjak
menginjakkan kaki di sekolah ini dan dipercayakan pemerintah menjadi kepala sekolah, saya keras dengan
siapapun termasuk dengan diri saya sendiri. Tidak
ada maksud lain kecuali keinginan adanya perubahan.
Sekolah ini merupakan sekolah negeri satu-satunya dalam wilayah Kabupaten Manggarai. Karena itu, sebagai manager sekolah saya
ingin sekolah ini harus
menjadi yang terdepan dalam
segala hal termasuk soal prestasi dan kualitas lulusan. Para guru yang tidak memiliki semangat
kerja untuk mengabdi, saya beri peringatan keras dan kalau masih belum
berubah, saya minta dia buat surat pengunduran diri.
Demikian halnya dengan siswa/i yang malas,tidak
disiplin, dan tidak memiliki daya juang, kita keluarkan dari
sekolah,” tegas Yus Romas.
Kepsek yang dikenal tegas ini menyatakan rasa syukur dan
terima kasih atas kunjungan Cakrawala NTT. Menurutnya, budaya literasi di
sekolah ini masih belum memuaskan. Terlihat dari banyaknya siswa yang memilih untuk
bermain dan berhura-hura ketimbang mengisi waktu untuk membaca.
“Saya mengenal Pak Gusty saat mengikuti Musyawarah Besar
(Mubes) pendidikan di Kupang. Saat itu Pak Gusty memberikan materi tentang strategi
mengakarkan gerakan literasi sekolah. Dari situ saya berkeinginan agar segera membuat
kegiatan workshop penulisan karya ilmiah di sekolah. Namun karena banyaknya kegiatan
dan dana BOS yang selalu cair terlambat membuat banyak kegiatan di sekolah yang
ditunda bahkan ada yang harus dibatalkan. Melihat cara pendampingan workshop
ini yang lebih banyak bekerja, membuat saya yakin banyak guru yang akan bisa
menghasilakan tulisan. Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut dan kita akan
buat dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU),”tandas Yus Romas.
Kepala seksi SMK
UPT pendidikan wilayah VII, Ursula Besna N. Senaru, kembali
menekankan pentinganya startegi meningkatkan profesionalisme guru dalam berbagai kegiatan inovatif
dan pengembangan diri. Workshop penulisan karya ilmiah adalah salah satu
sekaligus kegiatan yang penting dan harus dilaksanakan. Menurutnya, banyak guru
yang masih mengunakan metode ceramah dalam
penyajian materinya. Padahal materi itu sudah tidak relevan dengan situasi
perkembangan zaman saat ini di mana guru tidak dilihat sebagai sumber
pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator.
Peserta didik diarahkan untuk menemukan persoalan dan ia
sendiri yang harus memberikan solusi atau jalan
keluarnya.
"Dinas pendidikan
Provinsi melalui dinas UPT Pendidikan di
setiap kabupaten di NTT
khususnya UPT wialyah VII telah bekerja sama degan Media Pendidikan Cakrawala
NTT untuk mendampingi para guru dan siswa
menulis. Mereka adalah lembaga independen yang
selalu mendukung pemerintah khususnya membangun pendidikan di NTT. Beberapa kabupaten di NTT sudah
lama bekerjasama. Hasilnya ada. ratusan guru naik
pangkat dan banyak sekolah yang sudah memiliki buletin sekolah dan majalah
dinding sekolah. Ini luar biasa jika dibandingan
para guru kita di sini. Bayangkan di tahun 2017 dari ribuan guru yang ada hanya empat orang yang
mengusulkan kenaikan pangkat. Kendala utamanya adalah soal menulis. Memang kita baru
mulai tetapi belum terlambat. Beberapa hari
ini bapa/ibu guru dan siswa/i
didampingi hingga menghasilkan tulisan. Saya
berharap kita proaktif dan bersemangat
mengikuti kegiatan
ini,” terang Besna.
Gusty Rikarno,
Pimpinan umum Media Pendidikan Cakrawala NTT mengaku bangga dengan gebrakan dan
semangat kepala sekolah dan para guru di sekolah ini. Walau berada jauh dari pusat kota,
namun semangatnya luar biasa. Semoga saatnya SMKN 1 Wae Ri’I ini bakal menjadi sekolah
rujukan sekaligus pusat belajar masyarakat. Kegiatan workshop pendampingan penulisan
karya ilmiah ini berlangsung pada 2-4 Agustus 2018 dan dihadiri puluhan guru.
Untuk kelas siswa sendiri berjumlah 50 orang peserta. (Ino/rz)
0 Comments