Sabu, Cakrawala NTT
Setelah mengadakan kegiatan kunjungan inspirasi ke Nuataus, Fatuleu
Barat, dan Pulau Semau di tahun 2015, gerakan KITONG (Kunjungan Inspirasi Timor
untuk Berbagi) kembali melakukan kunjungan di bulan Oktober 2016, dan kali ini
Kabupaten Sabu menjadi tujuannya. Setelah melewati persiapan yang cukup
panjang, dengan berbagai kerumitan prosesnya kegiatan ini pun dimulai dengan keberangkatan
tim kordinasi lapangan dan relawan menuju pulau Sabu pada Rabu 26/11/2016
menggunakan kapal Ferry lambat. Tim relawan terdiri dari 20 orang relawan
dengan berbagai jenjang usia dan juga beragam latar belakang profesi. Para
pekerja sukarela ini dijadwalkan untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung
hingga Sabtu,28/10/2016.
Ragam Profesi dan Cerita
Selama kegiatan berlangsung
para relawan tinggal di kantor Yayasan SHEEP Indonesia, dan komunitas pemuda
setempat seperti GAMPAR COMMUNITY, GPS, CIS-TIMOR, dan AKSARA (Akademi Sabu Rai jua) menjadi tim tuan rumah yang membantu
berjalannya seluruh proses kegiatan. Dalam kegiatan MPC-NTT berkesempatan
membagi cerita tentang profesi Jurnalistik dan pentingnya budaya Baca-Tulis di
SD GMIT Depe. Bersama beberapa relawan dengan latar belakang profesi yang
berbeda, Kelas Inspirasi berjalan dengan baik. Para siswa di sekolah dasar yang
dipimpin oleh ibu Jolanda Djami S.Pd, awalnya masih rikuh dengan para relawan
yang datang dengan cerita tentang profesi yang kebanyakan baru mereka kenal
(Wartawan, Ahli Kimia, Sarjana Tenik Industri) namun seiring bergulirnya waktu
anak-anak pun mulai terlihat antusias dan beberapa mulai bertanya.
Para relawan ini tidak hanya datang dari Kupang dan daerah lain di NTT, ada
juga yang dari luar propinsi. Ahmad Baihaqi, mahasiswa
Sekolah Pascasarjana Program Studi Biologi Universitas Nasional adalah seorang pemuda relawan dari Jakarta. Pada lokasi penempatan Kelas Inspirasi di SMK Negeri 2 Sabu Barat dan rumah singgah Sabu Cerdas. Abay, sapaan akrabnya, berbagi mengenai pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian
dari pendidikan.
Abay adalah koordinator divisi kampanye dan pendidikan lingkungan hidup
dari komunitas Transformasi Hijau. Sebuah komunitas yang banyak berkampanye
tentang pelestarian alam dan makhluk hidup di dalamnya. Bersama Abay, MPC-NTT berkesempatan untuk
melakukan kegiatan observasi satwa liar, yaitu dengan mengamati satwa burung.
Mengamati satwa seperti ini adalah sebuah kegiatan yang cukup disukai para
siswa yang diasuh Abay dalam kegiatan kunjungan. Dengan berbekal teropong
anak-anak ini mengawati satwa burung di sekitar sekolah mereka dan Abay akan
menjelaskan kepada mereka jenis dan karakter burung yang diamati. Saat MPC-NTT
bersama Abay melakukan pengamatan, seekor spesies burung berhasil kami amati
yaitu Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus).
“Ini burung yang asalnya dari Australia, jadi kemungkinan dia bermigrasi
ke sini (Sabu)” Jelas Abay, tentang satwa yang diamati itu.
Buah-buah Harapan
Basis dari gerakan ini adalah pemuda. Salah satu
bagian dari kegiatan ini adalah mengunjungi beberapa objek pariwisata di Sabu,
antara lain : Gua Alam Lie Madira di desa Daieko, Bukit Salju (perbukitan
kapur),dan Kelleba Maja (perbukitan batu-batu purba). Keaktifan para relawan
muda ini dengan dunia Media Sosial diharapkan bisa memancarluaskan pesona dari
objek-objek wisata ini. Para penggiat pendidikan di Sabu sendiri tengah
bersemangat membangun daerah mereka, seorang relawan yang berasal dari Sabu,
Ramlin Bunga, dalam KITONG SARAI ini ia membawa sejumlah lima ratus buku untuk
membangun Taman Baca di kediamannya di Mesara. Taman Baca ini diharapkan akan
menjadi tempat di mana anak-anak di Mesara akan mendapat akses untuk membaca,
dan juga pusat pengembangan kegiatan kebudayaan lainnya seperti pengembangan
budaya pembuatan tenun ikat Sabu. Harapan yang lain, selain benih inspirasi
yang sudah diberikan akan bertumbuh baik, adalah semakin banyak pemuda berjiwa
relawan bersemangat penjelajah yang mau belajar dari sesama, dan tentu saja
berbagi untuk sesama. (Armando)
0 Comments