Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

GUNUNG FATULEU, PENCINTA SELFIE DAN AKSI 5000 BUKU MPC NTT


Fatuleu Tengah, sebuah wilayah di Kabupaten Kupang akhir-akhir ini mungkin banyak dikenal orang karena keindahan gunungnya yang mengundang ratusan pencinta foto selfie. Berbekal kamera handphone dan fotografer dadakan, orang ramai-ramai mendaki gunung tersebut, berselfie dan kemudian mengunggah foto-foto di atas puncak gunung itu di berbagai media sosial yang menjamur di internet. Para pencinta selfie yang rela datang jauh-jauh itu tak sadar bahwa sebenarnya mereka tengah mempromosikan dan bahkan tengah mengajak orang untuk ke pergi tempat yang sama. Fatuleu Tengah mungkin punya pesona tersendiri bagi mereka.

Namun, sebenarnya pesona Fatuleu Tengah tak hanya pada gunungnya yang kokoh menopang cakrawala. Pesona ini juga ada pada sebuah momen bersejarah yang diukir oleh Media Pendidikan Cakrawala NTT (MPC NTT) di atas tanahnya. 2 Mei 2016, itulah hari saat momen itu dicatat dalam ingatan para siswa, guru bahkan mungkin seluruh masyarakat Kabupaten Kupang. Tak ada pencinta selfie, tak ada fotografer dadakan, tapi hari itu telah dikabarkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kupang dan kepada seluruh masyarakat NTT bahwa generasi muda Kabupaten Kupang siap berbudaya literasi.

Dimotori oleh Agustinus Rikarno, S.Fil, pimpinan MPC NTT yang tak lelah meneriakan kata cinta literasi, seluruh peserta perayaan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2016 di Kabupaten Kupang menggelar baca bersama selama 10 menit. 5000 eskemplar buku dibagikan oleh Yupiter Loinati, wartawan MPC NTT kepada seluruh peserta upacara untuk dibacakan secara serempak.

10 menit memang bukan waktu yang lama, namun dalam 10 menit baca bersama itu, setidaknya memunculkan kesadaran bahwa membaca bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Membaca bahkan dapat dilakukan di sela-sela waktu yang ada. Di satu sisi, dalam 10 menit baca bersama itu sebenarnya semua pihak, baik siswa, guru maupun seluruh masyarakat diajak untuk mencintai literasi, mulai dari membaca dan kemudian menulis.

Mungkin sama seperti para pencinta selfie dan fotografer dadakan yang ingin berkisah tentang indahnya gunung Fatuleu di berbagai media sosial, MPC NTT juga ingin berkisah bahwa ada keindahan di balik literasi. Dan untuk Kabupaten Kupang, kisah itu dinyatakan dari tanah Fatuleu Tengah.

Semuanya tidak terlepas dari peran aktif pemerintah Kabupaten Kupang, dalam hal ini Bupati Kupang, Ayub Titu Eki yang mendukung penuh berbagai terobosan positif termasuk terobosan MPC NTT mengenai momen baca bersama tersebut. Bahkan program paksa tanam, tanam paksa yang merupakan program Bupati Kabupaten Kupang tersebut telah disinkronkan dengan gerakan literasi di berbagai sekolah di Kabupaten Kupang.

10 menit baca bersama, 5000 buku dibagikan secara cuma-cuma memang bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun, apakah semua orang punya kemauan serta ketulusan untuk membangun pendidikan dengan cara itu, atau minimal dengan caranya sendiri? Entalah, namun di kaki gunung Fatuleu, MPC NTT telah mencatat sebuah sejarah yang pasti sulit dilupakan. (Jko, YL, Ens, Rz)


Post a Comment

0 Comments