TTU, CAKRAWALANTT.COM - Menyongsong perayaan Natal Tahun 2024, dosen dan pegawai
Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) serta Yayasan Pendidikan Katolik
Arnoldus Kupang mengikuti kegiatan rekoleksi Adventus di Biara SVD Noemeto,
Kefamenanu.
Rekoleksi ini berlangsung dari 29 November hingga 1 Desember
2024, dengan tema "Menantikan Kedatangan Kristus dalam Syukur dan
Pengharapan Iman: Menjadi Terang di Tengah Dunia yang Terluka". Kegiatan
ini diinisiasi oleh Campus Ministry Unwira.
Pater Hironimus Dae Soro, SVD., Koordinator
Campus Ministry, mengatakan bahwa tema ini bertujuan mengajak para dosen dan
pegawai untuk merenungkan kembali pengalaman hidup, khususnya
pengalaman-pengalaman terluka, sekaligus bertumbuh untuk menjadi berkat bagi
diri dan sesama.
Ia juga menyebut momen ini sebagai bagian dari
pendalaman spiritualitas Santo Arnoldus Janssen, pelindung Unwira, sebagai
upaya untuk menanamkan nilai-nilai Arnoldian dalam kehidupan akademik dan
sosial para dosen dan pegawai.
"Kita diberi kesempatan untuk mengumpulkan
perjalanan hidup kita agar kita bisa menilai mana yang harus kita ikuti terus
dan mana yang mesti kita hindari agar kita mengikuti arah yang ditunjukkan
Tuhan kepada kita," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pater Rony mengatakan bahwa masa
Adventus bukan hanya masa untuk menantikan kedatangan Kristus, tetapi waktu
untuk bersyukur atas semua hal yang telah dilewati, baik pengalaman-pengalaman
positif maupun negatif.
"Setelah ungkapan syukur itu, kita mesti
memiliki iman dan pengharapan yang besar agar apa yang sudah kita lewati dapat
kita lanjutkan dalam hidup kita, tetapi juga kita batasi apa yang kita rasa
bisa menjauhkan kita dari diri kita sendiri, dari tugas-tugas atau
sesama," jelasnya.
Ia menekankan bahwa setiap manusia itu terbatas
dan memiliki luka, tetapi hal tersebut tidak seharusnya menjadi penghalang
untuk tetap menjadi terang bagi sesama.
"Luka bisa menjadi bagian yang menyatukan
kita," katanya.
Salah satu peserta, Ernesta Uba Wohon, S.H.,
M.Hum., sekaligus Dosen Fakultas Hukum, mengatakan bahwa rekoleksi merupakan
momen di mana ia menemukan rasa kekeluargaan.
"Ini adalah momen berharga untuk mempererat
kebersamaan dan meningkatkan solidaritas antara dosen dan pegawai," ungkap
Ernesta.
Rekoleksi ini, menurutnya, juga menjadi
kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain, sehingga menciptakan suasana
yang akrab.
Ernesta mengatakan bahwa tema rekoleksi yang
diangkat kali ini membantu ia dan seluruh peserta rekoleksi untuk dapat
menyembuhkan luka dan memulihkan Iman. Ia berharap agar lebih banyak dosen dan
pegawai yang terlibat dalam kegiatan rekoleksi di masa depan.
Rekoleksi ini diisi dengan serangkaian kegiatan
seperti meditasi, perayaan Ekaristi, ibadat tobat, sharing kelompok,
dan rekreasi. (MDj/red)
0 Comments