Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Upaya Hilirisasi Hasil Penelitian, Peneliti UNWIRA Bersama UIN Malang, UHT Surabaya dan Industri Farmasi Kembangkan Prototipe Obat Herbal Antimalaria dan Afrodisiak

Uva Max dan Malstonin, dua prototipe obat herbal afrodisiak dan antimalaria 


 

CAKRAWALANTT.COM - Hilirisasi hasil penelitian sangat penting dalam menjembatani antara dunia akademis dan masyarakat. Proses ini memungkinkan penemuan ilmiah untuk diterapkan secara praktis, sehingga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, industri, dan ekonomi. Dengan mengubah hasil penelitian menjadi produk atau layanan yang bermanfaat, hilirisasi berperan dalam meningkatkan kualitas hidup, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

 

Selain itu, hilirisasi juga mendorong inovasi dan pengembangan teknologi. Ketika penelitian diintegrasikan ke dalam praktik, pengetahuan baru dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Ini menciptakan peluang kerja baru dan memperkuat daya saing industri lokal.

 

Melalui hilirisasi, lembaga penelitian dan universitas dapat berkolaborasi dengan sektor swasta dan pemerintah, memperluas jaringan dan sumber daya. Hal ini juga dapat meningkatkan pendanaan untuk penelitian lebih lanjut, menciptakan siklus positif yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Dengan demikian, hilirisasi hasil penelitian bukan hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga upaya untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Investasi dalam hilirisasi akan menghasilkan inovasi yang berkelanjutan dan relevan, menjadikan penelitian lebih berarti bagi masyarakat luas.

 

Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan hasil penelitian, tim peneliti kolaborasi dosen Universitas Katolik Wdya Mandira (Unwira), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang dan Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya, dalam kerjasama dengan industri farmasi PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (Asimas) Malang telah mengembangkan dua jenis obat herbal, yang saat ini masih dalam bentuk prototipe. Inisiatif dan upaya mengembangkan obat herbal ini merupakan langkah signifikan dalam hilirisasi hasil penelitian yang dilakukan di kampus, dengan tujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan, tetapi juga untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

 

Selama tahun 2023 dan 2024, tim penelitian yang diketuai oleh Dr. Maximus M. Taek (Unwira) dan beranggotakan Dr. apt. Burhan Ma’arif dan apt. Novia Maulina, M.Si. (UIN Malang), Faisal Akhmal Muslikh, M. Farm (UHT Surabaya), dan Erly Grizca Boelan, M.Si. dan Paulus R. Lalong, M.T.P. (Unwira) telah berhasil membuat dua prototipe obat herbal yang akan dikembangkan lebih lanjut menjadi obat antimalaria dan afrodisiak yang diproduksi massal dan dipasarkan kepada masayarakat. Kedua protototipe obat herbal tersebut diberi nama “Malstonin” dan “Uva Max.”

 

Pengembangan kedua prototipe obat herbal tersebut terinspirasi oleh tradisi penggunaan tanaman obat yang kaya akan khasiat, yang selama ini telah dikenal di kalangan masyarakat asli di Pulau Timor. “Malstonin” merupakan obat herbal yang dikembangkan dari ekstrak tumbuhan Alstonia spectabilis (pule hitam) yang secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat di Timor untuk pengobatan penyakit malaria. Obat herbal “Uva Max” dikembangkan dari ekstrak tumbuhan Uvaria rufa yang secara tradisional diyakini memiliki khasiat sebagai afrodisiak untuk laki-laki dewasa.

 

Dalam melaksanakan penelitian untuk pengembangan “Malstonin” dan “Uva Max,” tim peneliti mendapatkan dana bantuan dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemdikbud RI melalui Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe. Pada tahun 2023, tim peneliti berhasil memenangkan program bantuan tersebut melalui proposal berjudul “Pengembangan Prototipe Obat Herbal Terstandar Antimalaria dari Ekstrak Kulit Batang Pule Hitam sebagai Upaya Meningkatkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat NTT.“ Tahun 2024 ini, tim peneliti berhasil memperoleh lagi dana bantuan itu dengan proposal berjudul “Pengembangan dan Hilirisasi Prototipe Obat Herbal Terstandar (OHT) Afrodisiak dari Ekstrak Uvaria rufa Berdasarkan Etnomedisin Masyarakat NTT.”

 

Penelitian-penelitian untuk pengembangan kedua prototipe obat herbal tersebut tidak hanya berfokus pada efek kesehatan, tetapi juga mendalami aspek keamanan dan keberlanjutan dalam produksinya. Dengan memanfaatkan kedua macam tumbuhan obat yang banyak tumbuh di Pulau Timor, dua obat herbal yang dihasilkan ini diharapkan dapat menjadi alternatif yang aman dan efektif bagi mereka yang membutuhkan.

 

Pengembangan prototipe ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari riset mendalam mengenai komposisi bahan herbal hingga uji coba untuk memastikan efektivitas dan keamanannya. Doktor Maximus bersama tim penelitiannya berkomitmen untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap dua prototipe obat herbal yang sudah dihasilkan ini, termasuk uji klinis, agar produk ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan mendapatkan izin edar dari pihak berwenang. Doktor Maximus mengajak semua pihak untuk mendukung upaya hilirisasi penelitian ini, sehingga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan pendekatan yang berbasis riset dan inovasi, diharapkan akan lahir lebih banyak produk kesehatan yang berkelanjutan dan berdaya guna.

 

Penulis: Yosefa Saru

Editor: Beatrix Y. Manehat


Post a Comment

0 Comments