Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Tatapan Sendu



(Puisi-puisi Peserta Didik SMAS Seminari Pius XII Kisol)



Pejuang

Puisi Julio R. G. Ndewi*

 

Kala itu,

aku terlahir dalam dunia tiga dimensi.

Terlena dalam cumbuan emosi terpadu fantasi,

melintasi keredupan amorfati

membendam kisah yang tak kan terulangi.

 

Kala itu, pagi masih kuncup,

suara anaman terdengar sayup,

kesejukan embun perlahan-lahan menghilang,

mengharuskan waktu tergesa menghadang.

 

Kala itu,

rembang petang menguasai cakrawala.

Riuh gaduh pecah terdengar,

menanti waktu tak kunjung henti.

Tersisa aku dan fragmen hidup yang kubenci.

 

Kala itu,

di saat engkau benar-benar pergi,

semesta hanya memandang murung,

sementara pecah tangisan bertalu-talu

dan kerlap lilin dalam kelam sunyi.

 

Kini,

aku hanya sendiri

meluruh dalam serpihan debu,

memulai perjuangan dalam kepalan sang waktu.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas X SMAS Seminari Pius XII Kisol

 

Pulang

Agustinus J. Jagu*

 

Teruntuk wanita yang di sana.

Kau tahu, nampaknya kita terlalu jauh

tuk sekadar mendekap peluk.

Aku juga tahu, bahwa kaulah alasanku,

tuk gapai dunia sejauh ini.

 

Namun Ibu,

saat ini aku hanya ingin pulang dulu,

sebab derita dan rindu ini

sudah tak dapat dibelenggu dengan sebait pesan

yang dulu kau titipkan lewat hujan

saat kala itu aku melangkah pergi.

 

Sekarang, semua sudah tak punya makna

Ketika kau bukan lagi bahagiaku.

Saat ini, izinkan aku tuk punya sejumput ingin.

Biarkan aku tuk kembali dulu

tuk sekadar merasakan

tentang hangat dari pelukanmu.

 

Biarkanlah aku juga tuk mampir sebentar

agar aku bisa sekadar merasakan

lelapnya tertidur

lewat dongeng-dongengmu.

 

Karena kutahu,

nanti kau pasti berpulang

dan aku tak mau saat itu tiba,

aku hanyalah makhluk fana

yang pandai merayakan sepi.

 

Aku harap,

Kau izinkan aku, Ibu,

aku sudah terlalu rindu

pada senyum ketabahanmu.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas X SMAS Seminari Pius XII Kisol

 

Tatapan Sendu

Puisi Arsenius Fandae*

 

Aku dongakkan kepalaku,

menatap kalian yang tengah bertikai

memperebutkan bumi pertiwi

yang indah nan permai ini.

 

Mungkin tatapanku hanya sendu

yang segera berlalu ditelan waktu.

Tapi, camkanlah kataku!

akankah bumi pertiwi bergembira ria dengan kalian?

Ataukah ia malah menggerutu?

 

*Penulis adalah peserta didik kelas X SMAS Seminari Pius XII Kisol

 

(red)

 


Post a Comment

0 Comments