Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Duniaku (Puisi-puisi Peserta Didik SMP Negeri 20 Kota Kupang)

 

(Ilustrasi kebahagiaan)


Kasih Sayang Ibu

Puisi Charlize Juwita Rawang*

 

Ibu, kau bagaikan bunga

yang selalu bermekaran di taman.

Nektarmu selalu memberi rasa manis

kepada para kupu-kupu.

Wujudmu selalu menjadi lambang cinta

bagi semua orang yang bersamamu.

Begitulah kamu, wahai Ibu,

yang selalu bersikap manis,

selalu memberi cinta,

lambang kasih sayang

kepada kami anak-anakmu.

 

*Peserta didik kelas VII.

 

Papa

Puisi Yunitha Herlofina Kiri*

 

Papaku adalah pahlawan hebat dalam hidupku.

Ketika pada film ada ultraman sebagai pahlawan super hebat,

dalam hidupku, papaku adalah pahlawan terhebat.

Papaku itu orang yang keras kepala seperti batu,

tetapi, hatinya lembut layaknya kapas.

Papa adalah pahlawan terhebat

yang banyak berkorban demi kebahagiaanku.

Perjuangannya tidak mudah lapuk

seperti kayu mahoni,

tetapi, kuat bagaikan pohon jati.

Kasih sayangnya luas bagaikan samudra.

Papaku pahlawanku.

Aku mencintaimu, Papa.

 

*Peserta didik kelas IX.

 

Ayah, Rumah Terbaikku

Puisi Elzada G. Saepito*

 

Ayah. . .

Engkau bagai sebuah rumah,

tempat untuk kami pulang,

tempat untuk kami merindu,

Tempat untuk kami ungkapkan isi hati kami.

Ayah. . .

Engkau bekerja susah payah untuk kami,

tiada lelah engkau bekerja.

Pagi hingga malam keringat bercucuran,

engkau rela mengorbankan masa tuamu

hanya untuk kami.

Untukmu, Ayah,

terima kasih atas didikanmu.

Kaulah ayah terhebat.

 

*Peserta didik kelas VII.

 

Rivalku

Puisi Natalia Mage*

 

Aku mengenalmu dua tahun yang lalu,

saat aku masuk dalam ruang kelas waktu itu.

Aku mengenalmu saat itu,

setiap hari aku menjadi suka

dengan pelajaran karena kamu.

Aku heran menatapmu,

mengapa bisa nilaimu setinggi itu?

Tiap hari aku mempelajari banyak materi

untuk bisa setara denganmu.

Tanpa sadar, kita menjadi rival sekelas.

Aku kagum dengan caramu

melihat dan menjawab,

dan aku pun berusaha sepertimu.

Tanpa sadar, aku menyimpan kenangan indah tentangmu.

 

*Peserta didik kelas IX.

 

Putih Biru

Puisi Chatrine A. Hatti*

 

Masamu begitu singkat,

tetapi kenangan yang kudapat sangatlah banyak.

Kenangan yang tak bisa kulupakan

dan akan selalu kukenang.

Di masamu, kukenal banyak orang

yang membuat hidupku berwarna

dan selalu menemani hari-hariku.

Terima kasih untuk semuanya,

aku bahagia berada di masamu.

 

*Peserta didik kelas IX.

 

Buku

Puisi Juanita Dami*

 

Buku. . .

Kau adalah jendela dunia bagi kami.

Tulisan dan gambar yang terukir di dalamnya

membuat kami mendapat banyak ilmu

yang tak pernah habis dan tidak terbatas.

Engkau memberi kami pelajaran yang sangat luas

tentang dunia ini dan semuanya.

Tanpamu, kami tak bisa sehebat ini.

 

*Peserta didik kelas VII.

 

Untuk Guruku

Puisi Jonakomines J. Tanesab*

 

Oh Guruku. . .

Engkaulah orang paling berjasa

dalam pendidikanku dan hidupku.

Tanpamu, aku tak tahu apa jadinya diriku ini.

Semua benih ilmumu

engkau bagikan cuma-Cuma.

Engkau mengajarkan hal yang baik untukku,

Sering kali aku tidak mendengarkanmu,

tetapi engkau selalu semangat dan ceria mangajarkanku.

Oh Guruku. . .

Maafkan aku atas perbuatanku

yang sering membuatmu marah.

Terima kasih berlimpah untukmu.

 

*Peserta didik kelas IX.

 

Sahabatku

Puisi Yunitha Herlofina Kiri*

 

Aku memiliki sahabat layaknya saudara.

Kita seperti sepasang sepatu

yang selalu bersama ke mana-mana.

Kita seperti kipas angin

yang jika terhubung listrik akan terus berputar,

jika tidak, maka akan berhenti berputar.

Namun, terkadang kita seperti api dan bensin

yang jika disatukan akan membara,

namun, bisa dipadamkan dengan air.

Terkadang aku berpikir;

di setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan.

Aku berharap,

di setiap pertemuan kita takkan ada perpisahan

sampai rambut kita memutih

dan kulit kita mengeriput.

 

*Peserta didik kelas IX.

 

Duniaku

Puisi Desiana L. Ina Sura*

 

Semuanya dimulai

ketika pertama kali aku membuka mata.

Kulihat dunia yang belum kukenal,

dengan rasa penasaran

perlahan aku melangkah menelusuri

dan mempelajari dunia yang baru ini.

Banyak yang kujumpai dan kupelajari.

Aku bertemu keluargaku, orang tua, saudara,

dan teman-temanku.

Aku belajar tentang cinta,

cinta dari keluargaku, orang tua, dan saudaraku,

dan cinta dari teman-temanku.

Dunia baru ini juga penuh

dengan kekejaman dan kebencian.

Namun, juga dilengkapi dengan kasih sayang.

Inilah dunia yang kujalani

yang akan selalu kukenang

sampai rambutku memutih.

 

*Peserta didik kelas VIII.


(red)

 

 

 

 


Post a Comment

0 Comments