(Ilustrasi kebahagiaan) |
Kasih
Sayang Ibu
Puisi Charlize Juwita
Rawang*
Ibu, kau bagaikan bunga
yang selalu bermekaran di taman.
Nektarmu selalu memberi rasa manis
kepada para kupu-kupu.
Wujudmu selalu menjadi lambang cinta
bagi semua orang yang bersamamu.
Begitulah kamu, wahai Ibu,
yang selalu bersikap manis,
selalu memberi cinta,
lambang kasih sayang
kepada kami anak-anakmu.
*Peserta
didik kelas VII.
Papa
Puisi Yunitha Herlofina
Kiri*
Papaku adalah pahlawan hebat dalam hidupku.
Ketika pada film ada ultraman
sebagai pahlawan super hebat,
dalam hidupku, papaku adalah pahlawan terhebat.
Papaku itu orang yang keras kepala
seperti batu,
tetapi, hatinya lembut layaknya kapas.
Papa adalah pahlawan terhebat
yang banyak berkorban demi kebahagiaanku.
Perjuangannya tidak mudah lapuk
seperti kayu mahoni,
tetapi, kuat bagaikan pohon jati.
Kasih sayangnya luas bagaikan samudra.
Papaku pahlawanku.
Aku mencintaimu,
Papa.
*Peserta
didik kelas IX.
Ayah,
Rumah Terbaikku
Puisi
Elzada G. Saepito*
Ayah.
. .
Engkau
bagai sebuah rumah,
tempat
untuk kami pulang,
tempat
untuk kami merindu,
Tempat
untuk kami ungkapkan isi hati kami.
Ayah.
. .
Engkau
bekerja susah payah untuk kami,
tiada
lelah engkau bekerja.
Pagi
hingga malam keringat bercucuran,
engkau
rela mengorbankan masa tuamu
hanya
untuk kami.
Untukmu,
Ayah,
terima
kasih atas didikanmu.
Kaulah ayah terhebat.
*Peserta didik kelas
VII.
Rivalku
Puisi
Natalia Mage*
Aku mengenalmu dua tahun yang lalu,
saat aku masuk dalam ruang kelas waktu
itu.
Aku mengenalmu saat itu,
setiap hari aku menjadi suka
dengan pelajaran karena kamu.
Aku heran menatapmu,
mengapa bisa nilaimu setinggi itu?
Tiap hari aku mempelajari banyak materi
untuk bisa setara denganmu.
Tanpa sadar, kita menjadi rival sekelas.
Aku kagum dengan caramu
melihat dan menjawab,
dan aku pun berusaha sepertimu.
Tanpa sadar, aku menyimpan kenangan
indah tentangmu.
*Peserta
didik kelas IX.
Putih
Biru
Puisi Chatrine A. Hatti*
Masamu begitu singkat,
tetapi kenangan yang kudapat sangatlah
banyak.
Kenangan yang tak bisa kulupakan
dan akan selalu kukenang.
Di masamu, kukenal banyak orang
yang membuat hidupku berwarna
dan selalu menemani hari-hariku.
Terima kasih untuk semuanya,
aku bahagia berada di masamu.
*Peserta
didik kelas IX.
Buku
Puisi Juanita Dami*
Buku. . .
Kau adalah jendela dunia bagi kami.
Tulisan dan gambar yang terukir di
dalamnya
membuat kami mendapat banyak ilmu
yang tak pernah habis dan tidak
terbatas.
Engkau memberi kami pelajaran yang
sangat luas
tentang dunia ini dan semuanya.
Tanpamu, kami tak bisa sehebat ini.
*Peserta
didik kelas VII.
Untuk
Guruku
Puisi Jonakomines J.
Tanesab*
Oh Guruku. . .
Engkaulah orang paling berjasa
dalam pendidikanku dan hidupku.
Tanpamu, aku tak tahu apa jadinya diriku
ini.
Semua benih ilmumu
engkau bagikan cuma-Cuma.
Engkau mengajarkan hal yang baik untukku,
Sering kali aku tidak mendengarkanmu,
tetapi engkau selalu semangat dan ceria
mangajarkanku.
Oh Guruku. . .
Maafkan aku atas perbuatanku
yang sering membuatmu marah.
Terima kasih berlimpah untukmu.
*Peserta
didik kelas IX.
Sahabatku
Puisi Yunitha Herlofina
Kiri*
Aku memiliki sahabat layaknya saudara.
Kita seperti sepasang sepatu
yang selalu bersama ke mana-mana.
Kita seperti kipas angin
yang jika terhubung listrik akan terus
berputar,
jika tidak, maka akan berhenti berputar.
Namun, terkadang kita seperti api dan
bensin
yang jika disatukan akan membara,
namun, bisa dipadamkan dengan air.
Terkadang aku berpikir;
di setiap pertemuan akan selalu ada
perpisahan.
Aku berharap,
di setiap pertemuan kita takkan ada
perpisahan
sampai rambut kita memutih
dan kulit kita mengeriput.
*Peserta
didik kelas IX.
Duniaku
Puisi Desiana L. Ina
Sura*
Semuanya dimulai
ketika pertama kali aku membuka mata.
Kulihat dunia yang belum kukenal,
dengan rasa penasaran
perlahan aku melangkah menelusuri
dan mempelajari dunia yang baru ini.
Banyak yang kujumpai dan kupelajari.
Aku bertemu keluargaku, orang tua,
saudara,
dan teman-temanku.
Aku belajar tentang cinta,
cinta dari keluargaku, orang tua, dan
saudaraku,
dan cinta dari teman-temanku.
Dunia baru ini juga penuh
dengan kekejaman dan kebencian.
Namun, juga dilengkapi dengan kasih
sayang.
Inilah dunia yang kujalani
yang akan selalu kukenang
sampai rambutku memutih.
*Peserta
didik kelas VIII.
(red)
0 Comments