Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Kertas itu adalah Aku (Puisi-puisi Peserta Didik SMP Negeri 14 Kota Kupang)

 

Ilustrasi kertas usang.


Kertas itu adalah Aku

Puisi Aurel Putri E. Bate’e*

 

Aku bagai kertas yang kosong.

Walau aku hanyalah kertas kosong,

aku terlihat putih dan bersih.

Orang-orang sering menggunakan aku untuk menulis.

Akan tetapi, jika aku sudah tidak digunakan,

maka aku dibuang begitu saja.

Yah, itu adalah aku.

Aku yang sering disakiti, dijatuhkan,

dan diremehkan begitu saja.

Kertas yang diramas dan dibuang begitu saja,

begitu juga aku.

Bila hatiku disakiti, aku tetap tersenyum.

Hatiku bagai kertas yang diramas-ramas,

dibuang tetaplah utuh.

Yah, aku,

akulah kertas kosong.

 

*Peserta didik kelas VII.

 

Guruku

Puisi Marselyno A. Radja*

 

Guruku,

terima kasih kuucapkan padamu, Guruku yang tulus.

Ilmu yang berguna selalu kau limpahkan kepadaku

untuk bekalku nanti.

 

Setiap hari, aku dibimbing oleh Guruku

agar tumbuhlah bakatku.

Akan kuingat selalu nasehat Guruku.

Terima kasih, Guruku.

Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa.

 

*Peserta didik kelas VIII.

 

Senja

Puisi Gyametta Data*

 

Senja,

kau sangatlah indah.

Walau kau akan tergantikan oleh malam,

kau selalu berjanji untuk kembali.

Senja,

kau memberikanku ketenangan

saat aku melihatmu.

Kau disukai semua orang.

 

*Peserta didik kelas VIII.

 

Sahabatku

Puisi Clarisa F. E. Taneo*

 

Ada seorang anak

terjebak dalam masalah orang tuanya.

Anak itu adalah sahabatku,

ia tidak pernah meminta nasibnya seperti itu.

Namun, ceritanya belakangan membuatku gaduh,

seakan aku pun bisa merasakan sakit yang sama,

walau tak mungkin sama dengannya.

Sahabatku,

mungkin dunia ini tidaklah adil,

tapi percayalah,

akan ada pelangi sehabis hujan.

 

*Peserta didik kelas VIII.

 

Tetaplah di Sini, Sahabat!

Puisi Mario Putra Hane*

 

Wahai, Sahabatku,

terima kasih telah menemaniku

saat suka dan duka.

Namamu akan abadi dalam kenang.

Waktu yang kita jalani bersama

tidak akan kulupakan.

Wahai, Sahabatku,

jangan pergi!

Tetaplah bersamaku di sini!

 

*Peserta didik kelas VIII.

 

Ibu

Puisi Younelce M. Soares*

 

Oh Ibu,

engkau adalah pelita

yang menerangiku dalam kegelapan,

kesunyian, dan kehampaan hidupku.

Engkaulah satu-satunya

yang paling berharga dalam hidupku.

Engkau menjaga dan merawatku.

Terima kasih, Ibu,

malaikat tak bersayapku.

 

*Peserta didik kelas VII.

 

Tamanku

Puisi Selviana R. Batista*

 

Tamanku,

begitu indah pesonamu.

Kau bagaikan mentari

yang melintasi jalanan.

Oh, Tamanku,

anak-anak sangat menyukai engkau.

Mereka bermain, bersenang-senang di sekitarmu.

Oh, Tamanku,

jangan pernah menghilang dariku,

karena denganmu

hari-hariku bertambah indah.

 

*Peserta didik kelas VIII.

 

Sahabat Kecilku

Puisi Zhen Quiero Mardiono*

 

Sahabat kecilku,

engkau telah menemaniku

saat suka maupun duka,

senang maupun sedih.

Sahabat lamaku,

sudah lama kita tak berjumpa,

terpisah jarak dan waktu.

Dulu, kita bersenda gurau bersama,

berlari-lari, melompat-lompat,

dan bermain bersama.

Walau sekarang kamu entah ke mana,

namamu tetap akan terukir dengan indah di hatiku.

Semoga kita dipertemukan di lain waktu.

 

*Peserta didik kelas VII.


(red)


Post a Comment

0 Comments