Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Mahasiswa UNWIRA Serukan Perdamaian Dunia Lewat Aksi Seribu Lilin

 



Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira mengadakan Aksi Seribu Lilin memperingati Hari Perdamaian Dunia, pada Kamis, (21/09/2023). Kegiatan ini diselenggarakan oleh BEM bekerja sama dengan Campus Ministry UNWIRA.

 

Aksi yang dilaksanakan di pelataran Kampus Penfui ini diselingi dengan doa, pembacaan puisi, narasi serta pemutaran video-video tentang krisis kemanusiaan pada tingkat global, nasional dan lokal.

 

Wakil Rektor III, Drs. Rodriques Servatius, M.Si., dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan aksi seribu lilin ini. “Saya mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa/i. Kreativitas ini ialah bentuk kepedulian kita bersama bagi sesama kita yang krisis kedamaian akibat dari banyak hal,” ujarnya.

 

Enjel Noi, salah satu mahasiswa anggota Campus Ministry  yang membawakan puisi berjudul “Jangan Kau Rampas Damai di Nadi” begitu menghipnotis para peserta aksi.

 

“Seperti anak panah, aku ingin menancap pada nuranimu. Aku bersama para korban karena aku manusia, yang punya pikiran untuk menimbang dan rasa untuk bersolider,” teriaknya.

 

Demikian pun tampilan menarik lain dari anggota Campus Ministry , Chandra Wanda, yang membacakan narasi berjudul “Robohnya Tonggak Perdamaian”.

 

“Hampir tak ada kedamaian di bumi. Namun, aku yakin Tuhan tidak tidur. Yang bersalah akan gagal dan yang benar akan menang,” ungkapnya dengan suara menggelegar.

 

Fr. Paul Tukan, SVD., penyusun teks puisi, mengaku bahwa seruan tentang kemanusiaan perlu menggunakan medium seni sastra.

 

“Seni pada umumnya dan sastra khususnya mengangkat yang paling konkret ke taraf refleksi. Ia (seni sastra) adalah kreativitas yang selalu aktual,” ujarnya.



Mahasiswa/i UNWIRA begitu antusias mengikuti aksi seribu lilin ini. Putri Lama Nele, salah satu peserta aksi dan juga pembawa narasi tentang alasan diadakan aksi 100 lilin, mengaku berbangga karena bisa tampil menyerukan suara-suara penderitaan masyarakat kecil.

 

“Saya merasa bangga karena untuk konteksi mahasiswa, kepedulian semacam ini ditularkan dalam bentuk kreativitas seni,” pungkasnya.

 

Pada kesempatan itu, para peserta aksi berkomitmen untuk menjaga dan membangun perdamaian sejak dalam diri sendiri. Peserta menyalakan lilin membentuk kata “Peace” dan bersama-sama menyanyikan lagu “We Are The World”.

 

Dalam keremangan lampu lilin, mahasiswa lain membawakan doa-doa untuk memohon perdamaian dunia dan mendoakan para korban peperangan dan ketidakadilan.

 

Untuk diketahui, Hari Perdamaian Dunia diperingati setiap tanggal 21 September. Momen ini dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB sebagai hari untuk memperkuat cita-cita perdamaian, melalui penerapan 24 jam tanpa kekerasan dan gencatan senjata. 

 

Mahasiswa UNWIRA pun menanggapi hari penting ini dengan aksi seribu lilin sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap pelbagai ketimpangan sosial, mulai dari tingkat global hingga lokal. (Paul Ama Tukan/MDj/red)


Post a Comment

0 Comments