Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

BANGKITLAH JADI PEMENANG

Kumpulan Puisi Peserta Didik SMA Negeri 2 Macang Pacar





IMAJI TIDUR

Puisi Tresia A. Tenawahang*

 

Izinkan aku mengulang cerita kemarin,

melepas segala penat.

Izinkan jemariku menari

di atas putihnya panorama.

 

Sesempat mungkin kuhilangkan,

karena tak percaya?

Sesempat mungkin aku kembali,

mungkin karena percaya?

 

Syair terbaikku hanyalah mengisah

fajar, senja, malam.

Ungkapan pelik karena kelam

kuutarakan semoga.

 

Jika bukan datang

mungkin tiada hilang.

Jika bukan hilang,

mungkin tiada datang, bukan?

Biarkan aku dan mereka

menikmati permainan melodi

yang begitu indah.

 

Atau. . .

Jika mungkin

biarkan aku terdiam sejenak.

Batinku seakan memungut

detik demi detik kisah.

Mencari jawaban tak kunjung usai

 

Akhirnya, kau mengungkapkan

siapa dia, siapa kita, siapa mereka,

menyadarkan imaji tidurku.

Jika bukan kita,

tentu juga bukan mereka.

 

Penikmat. . .

Jemarimu terlalu berharga

‘tuk sekedar menikmati.

Melangkah jika bisa

karena pasrah tak akan berkuasa.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII IPA

 

BANGKIT UNTUK NEGRI

Puisi Febryani Jemian*

 

Wahai anak-anak negeri,

di pundakmu ada ribuan asa,

pada seragam putih abumu,

‘kan kau raihkan langit meski tinggi.

 

Janganlah putus asa!

Jadikanlah mimpimu nyata!

Hidup sejati tangguh senantiasa.

Bangkitlah tanpa lelah!

Jadikanlah perjuanganmu berharga!

 

Kau. . .

harus menjulang ke angkasa tinggi.

Perjuangkan!

Andai kamu jatuh,

anggap takdir yang berkuasa.

 

Entahlah. . .

sindiran, ejekan terngiang di telingamu.

Biarlah rintangan juga tantangan

terus menjamu.

Tapi, kamu. . .

berdirilah tegak ‘tuk meraih citamu!

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XI IPA 2

 

MIMPI DAN KEPASTIAN

Puisi Diana Y. Dino*

 

Kini, aku terpuruk dalam kegagalan.

Impian dan harapan tak kunjung terwujud.

Asaku tak mampu lagi merajut.

Semangatku mulai pudar.

 

Kesabaranku sudah berkurang,

ragaku perlahan lemah.

Ingin kumenangis,

Tapi itu hanya merugikanku.

 

Kapankah aku sukses?

Pertanyaan yang selalu menggema

dalam telingaku.

Aku menjadi takut ‘tuk bermimpi,

takut jika mimpi tak terwujud,

harapan tak ada kepastian.

 

Namun, aku tak akan gentar,

aku tak akan menyerah,

aku harus bisa. . .

bangkit, bangkit dan bangkit.

Percaya semua kan indah

pada waktunya.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas X IPA B

 

MERAJUT MASA DEPAN

Puisi Angela L. Seliawan*

 

Hai generasi muda, cahaya bangsa,

jadilah pelita dalam kegelapan!

Jadilah butiran mutiara bagi bangsa!

 

Ingat!

Pendidikan adalah mutiara hidupmu,

belajar adalah kunci kesuksesanmu,

kelemahan bukanlah suatu pukulan

yang membuatmu tidak bias.

 

Namun, kelemahan adalah kekuatan

yang kamu miliki.

Teruslah meraih mimpi merajut masa depan!

Berkompetisilah!

 

Ingat!

Tanpa pendidikan dunia tidak akan berubah.

Jangan kaku lantaran malu!

Jangan diam beralasan ragu!

Jangan berharap seperti malu tak tau malu!

Itulah pribahasamu yang dapat memotivasiku.

 

Mari!

Bangkit!

Berdirilah dengan kokoh!

*Penulis adalah peserta didik kelas X IPA A

 

AKAN KURAIH

Puisi Felisia Rati*

 

Kalbu kini terdayuh,

jelampah karena mala.

Demimu, si zamin,

Bagastara rela

mempertaruhkan nyawanya.

 

Walau banyak tantangan

yang menghadang,

rintangan datang menghampiri,

aku akan bangkit

meraih angan-anganku,

menggapai mimpiku,

menuju masa depan yang cerah.

 

Kau si rembulan,

lihatlah perjuanganku!

Tak akan kumenyerah,

akan kuraih angan-anganku.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII IPS C

 

KUTU BUKU

Puisi Marselina D. Anum*

 

Sesobek kertas telah diberikan,

seuntai tulisan juga berada di dalamnya.

Duhai anak yang malang,

kenapa kau diam saja?

Kenapa kertas itu hanya kau simpan?

 

Sungguh, banyak harapan terpendam.

Ilmu maha luas telah tertulis.

Namun sayang. . .

kau malas membaca.

Malang. . .

sungguh malang.

Dirimu pemula.

 

Dunia begitu luas,

ilmu pun begitu terbentang.

Sungguh dunia telah berkata,

kau ingin tahu isiku?

Kau ingin mengerti tentang dunia ini?

Malang beribu malang,

kau malah lalai membaca.

 

Duhai anak yang malang,

Bangkitlah sekarang!

Buanglah rasa malasmu!

Wawasan luas telah menanti,

lawanlah jiwa kotormu itu!

Demi tercapainya sebuah impian.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas X Bahasa B

 

TETAPLAH BERJUANG

Puisi Ermilinda Imung*

 

Saat seberkas sinar membias bumi,

kau melangkah penuh percaya diri.

Perjuanganmu penuh jalan mendaki.

Namun, kau berusaha menyusuri.

 

Tanpa gelisah,

teringat kisah,

membuatmu bangkit

dari rasa lelah,

kisah yang membuatmu patah.

 

Deraian aksa

yang membuatmu basah

kini berpetualang

mencari jejak penuh cerah.

 

Wahai petualang muda,

walau badai menghadang,

gelombang terjang menerjang,

pelayaran semakin berat,

Tetaplah berjuang!

Walau rintannganmu terus meluap,

tetaplah berpetualang!

Jangan lena sampai tujuan!

 

Petualang muda,

kau titipan Tuhan,

bahumu bisa menahan semua cobaan,

tunjukan kekuatan tanpa batasan!

Agar kau tak terjerumus

dalam kehancuran.

Kobarkan semangat!

Tingkatkan kesabaran!

Yakin, kau pasti menemukan

gua yang penuh mutiara.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII IPS C

 

BANGKITLAH JADI PEMENANG

Puisi Astrivo Nofesa Sulti*

 

Wahai jiwa lara,

tersenyumlah di serak rasamu!

Bangunlah dari nina bobo!

Sambutlah mentari pagi penuh semangat!

 

Wahai jiwa yang terjerat sekam,

janganlah berlarut dalam penyesalan!

Hajarlah rasa sunyimu!

Bunuhlah rasa kecewamu!

 

Wahai jiwa yang teramat sepi,

Beranjaklah!

Kepalkan tanganmu!

Hancurkan kerikil-kerikil tajam itu!

Robohkan jembatan sunyi dalam diri!

 

Buktikan diri! Tunjukan potensi!

Janganlah terjebak dalam halusinasi!

Tajamkan panca indramu akan perubahan negeri!

Berdirilah di atas kegagalan yang pernah ada!

 

Ingatlah hai jiwa pemenang!

Kegagalan bukan untuk ditangisi,

air mata bukan senjata ampuh

menuju pelangi yang didambakan!

 

Bangkitlah jiwa pemenang!

Bungsungkan dadamu!

Kejarlah cita mewangi!

Berlarilah meraih anganmu!

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII IPS B

 

TANAH AIR KUBANGGA

Puisi Angela Merici*

 

Pada waktu sirnah,

Si Saka Merah Putih

berkibar laksana embun

menyapa sang mentari pagi.

 

Gentar tak gentar

menyerang majulah menang,

itulah peganganmu kala itu.

 

Tunas bangsamu kian bertengger

dalam kelamnya perkembangan zaman.

Kini, jiwa rusuh lantaran alpa

berceceran kertas noda hitam palsu.

 

Uh. . .

untain penuh drama

menelisik asa,

menoreh alur demi alur

tentang kisah yang terus berderai.

 

Kerap waktu pun tak memihak.

Perlahan lapuk,

hirap. . .

tanpa tahu makna arti pujangga.

 

Bangkitlah generasiku!

Bakarlah segala kemalasan!

Dalam kobaran api yang menyala.

 

Landaskan semangatmu!

Tunjukan baktimu pada pujangga!

Bersoraklah bernyanyi riang!

Tanah air yang aku banggakan.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII IPS A

 

JANGAN MENYERAH

 

Saat kaki mulai beranjak

ke sebuah arah

yang menunjukan

masa depan cerah,

yang menghantarkan raga

ke kehidupan yang lebih baik.

 

Entah kenapa

ragaku begitu ragu,

jiwaku begitu letih dan lesu

seakan ingin meremukan cita-citaku,

menghalangi masa depanku.

 

Namun, hati berkata,

teruslah melangkah!

Teruslah berjuang!

Teruslah bangkit!

Teruslah mencoba

untuk mewujudkan cita cita!

Jangan menyerah!

Karena di sana

ada secercah harapan.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII Bahasa

 

AKU ADALAH DIRIKU

Puisi Simforianus R. Bego*

 

Sederhana, sangatlah sederhana

hingga tak ada yang bisa menyadarinya.

Aku hanya butuh sendiri untuk kuat,

aku hanya butuh tenang

untuk menjadi menang.

 

Saat diriku jatuh,

aku mencari caraku

agar kuat dan bangkit kembali.

 

Kuharap setiap tingkahku

tidak akan mengubah apapun,

hanya sesuatu yang lebih membaik.

 

Biarlah aku menang dengan usahaku,

kau boleh menjadi juri untuk menilaiku,

mencari kesalahanku, lalu memberi koreksi.

 

Aku akan tetap bangkit,

aku akan berjanji pada dunia,

tidak akan ada lagi jatuh

pada setiap usahaku

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XI Bahasa A

 

BHINNEKA TUNGGAL IKA

Puisi Viktoria Karos Kalou*

 

Di masa lalu yang kelam,

negeri ini di jajah, diancam,

dan dipandang sebelah mata

oleh tuan yang bertahta.

Pemuda pun bangkit dan bersumpah

untuk menjadikan negeri yang faedah

dalam Bhinneka Tunggal Ika

yang mengaku satu tanah air,

satu bahasa dan satu bangsa.

Hai, engkau pahlawan

yang selalu semangat melawan

mereka yang penjajah,

mereka yang angkuh,

dan kini engkau telah merebut kembali

tanah air ini

dan kami pemudamu akan menjaga

tanah air ini

dan kami pemudamu akan menjaga

tanah air ini bersama.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XI Bahasa A

 

BANGKIT BERSAMA MENUJU CAKRAWALA

Puisi Fransiskus Nardus*

 

Dari ufuk timur terlihat sang mentari

perlahan menghampiriku,

menyejukan hati yang kian lama rapuh.

Kuterbangun dari lelapku

sembari menikmati secangkir kopi

hangatkan suasana.

 

Menghadirkan sejuta inspirasi dalam diri,

melahirkan seribu asa

yang hendak kugapai.

 

Kini, kubersiaga

menempuh jarak yang akan kutempuh.

Kerikil-kerikil jalan akan ku telusuri

dengan semangat yang menjiwai.

Tak kuhiraukan tetesan keringat yang menderai

dan goresan luka yang menggores

di setiap lembaan hati.

 

Dan teruntukmu,

Hei. . .

kau generasi penerus bangsa,

bangkitlah dari kerapuhanmu!

Jangan pernah menyerah!

Jatuh, bangkit kembali!

Gagal, coba lagi!

 

Jangan kau jadikan rintangan

sebagai alasan tapi jadilah itu

sebagai fundasi dasar

‘tuk menggapai kesuksesan.

 

Bukan hanya aku,

bukan dia,

bukan juga mereka,

tapi, kita.

 

Mari bersama merajut mimpi,

merobek cakrawala,

sampai waktu menempatkan kita

pada titik itu, yaitu keberhasilan.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XII BHS A

 

MIMPI YANG MASIH DI TEMPUH

Puisi Adelheid Ratna Sari*

 

Bilamana mentari bangun pagi,

Aku telah berlari memulai hari.

Mentari tersenyum menyemangati

diiringi syahdu burung bernyanyi.

 

Walau kerikil tajam kutemui,

walau angin pagi menusuk tubuh ini,

walau hujan membasahi badan ini,

walau ransel membebani raga ini.

 

Namun, tak kukenal kata lelah.

Semakin kilat kuberlari

menuju sekolah yang menanti,

tempatku menuntut ilmu tuk nanti.

 

Berjuang demi masa depan,

berjuang untuk meraih harapan,

menuntut ilmu yang bermanfaat

tanpa menyerah walau kadang lelah.

 

Hei, generasi bangsa,

perjalananmu masih panjang.

Tempuhlah mimpimu!

Menembus cakrawala

yang tak kenal batas.

            

*Penulis adalah peserta didik kelas X BHS B

 

BANGKIT

Puisi Adrianus O. Malut*

 

Sunyi, gersang reduh,

itulah diriku.

Dua belas tahun sudah

mengembang ilmu

dengan rasa pilu.

 

Diriku hanyalah insan biasa

yang masih kaku dalam mencarimu

di negeri ini aku menutut ilmu.

 

Bukan hanya aku,

bukan dia,

bukan juga mereka,

tapi kita.

 

Aku harus bangkit,

bangkit dan bangkit

dari kemalasanku

yang mengelilingi diriku ini.

 

Di sini bukan masalah gelar

ataupun pangkat yang kita perjuangkan,

tetapi mencari hal baru

dalam sebuah titik temu.

 

Kini menjadi saksi bisu

dalam perjuanganku

mencapai nilai yang sempurna           

bukan hal yang mudah.

 

Jangan biarkan otak kalian

membeku hingga menjadi abu.

Asalah layaknya pisau yang tajam

yakin bahwa kita

bisa bangkit dari ke malasan.

 

*Penulis adalah peserta didik kelas XI IPS B

 

 

(Kumpulan puisi ini merupakan bagian dari proses kreatif para peserta didik dalam ekstrakurikuler literasi di Komunitas Sadana SMA Negeri 2 Macang Pacar, Manggarai Barat. Publikasi puisi-puisi ini juga menjadi cara yang kreatif dalam merayakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia)

 

(MDj/red)

 

 

 

 


Post a Comment

0 Comments