PUISI-PUISI PESERTA DIDIK SMP NEGERI 3 PACAR
SECANGKIR
KOPI UNTUK AYAH
Puisi
Filomina S. Ner*
Kutahu engkau sangat lelah
setelah membanting tulang di sawah
demi keluargamu.
Siang malam ayah bekerja
dengan sedikit waktu istirahat.
Kerja lagi dan kerja lagi.
Sekarang ayah duduk di kursi.
Tunggulah ayah, akan kubuatkan secangkir
kopi.
Terimalah ayah, kopi manis ini,
pelepas dahaga dan lelahmu.
*Peserta
didik kelas IX B
KERINDUAN
Puisi
Fransiskus J. Fantura*
Merindukanmu adalah derita
yang telah lama kusimpan dalam dada
sebab sulit untuk kita saling berjumpa.
Namun, aku menikmati
setiap rasa yang tercipta
dan apa itu rindu yang tertahan!
*Peserta
didik kelas IX B
AYAH
Puisi
Vebrianus Montanus*
Ayah, aku rindu dirimu.
Aku rindu kasih sayangmu.
Bayimu yang dulu sudah beranjak remaja.
Ayah, aku selalu menantimu
hadir dalam hidupku.
*Peserta
didik kelas IX B
RAGA
HIDUP
Puisi
Gerensensia Endelia Tamis*
Melihat pengorbanan dan perjuanganmu
demi menghidupkan anak-anakmu,
aku takjub.
Engkau melangkah dengan beban berat
yang kau pikul di pundakmu
menuju kehidupan cerah.
Engkau bekerja tanpa lelah
dan tak menyerah.
Walau tubuhmu letih,
engkau tak putus asa.
Ayahku,
biarpun badai besar,
engkau tetap mencari rupiah.
*Peserta
didik kelas IX B
SUMBER
KESELAMATAN
Puisi
Frumensius Jemalu*
Tuhan, Engkau sumber keselamatan
bagi kami anak-Mu.
Tuhanku, Engkau yang memberi nafas
kehidupan.
Engkau adalah lilin dalam gelap.
Terima kasih Tuhan, untuk cinta-Mu.
*Peserta
didik kelas IX B
KEINGINANKU
Puisi
Elisabet A. Hayati*
Aku berkeinginan.
Keinginanku menjadi orang sukses
dengan wawasan yang luas.
Sukses, sukses, sukses.
Itulah keinginanku.
Aku berkeinginan.
Keinginanku meraih mimpiku.
Aku berkeinginan
hidupku penuh wawasan
hidupku penuh semangat,
semangat yang membawaku
meraih mimpiku.
Meraih mimpiku
meraih impianku.
Itulah keinginanku.
*Peserta
didik kelas IX B
PENERANG
DALAM KEGELAPAN
Puisi
Fransiska Iman*
Tanpa didik, aku tak mengerti
arti sebuah kata.
Aku tidak mungkin menjadi manusia
seperti ini.
Engkau hadir memberi seribu ilmu.
Kehadiranmu membuat aku mengerti
apa arti kehidupan.
Hadirmu pula mencerdaskan
kehidupan nusa dan bangsa.
Engkau bersinar dalam kegelapan,
mencerdaskan akan anak bangsa.
Wahai guruku,
seperti apakah aku ini tanpamu?
Engkau menyelamatkanku.
Engkau menyelamatkan
anak bangsa dari kehancuran.
*Peserta
didik kelas IX B
IBU
Puisi
Godensiani Jelita*
Oh, ibu!
Kau ceria dan semangat.
Kasihmu bagai matahari
yang selalu bersinar.
Kau tabah dan sabar
dalam mendidik dan
memelihara anak-anakmu.
Oh, ibu!
Betapa besar cinta kasih sayangmu
yang kau berikan kepada anak-anakmu.
Ibu, sungguh besar jasamu.
*Peserta
didik kelas IX B
MENUNGGUMU
PULANG
Puisi
Fransisco Eko Susanto*
Menunggu dirimu pulang
kukira secepat habisnya air di gurun.
Menunggu dirimu pulang
ternyata selama matahari meredup.
Jika kita dipertemukan
seperti minyak dan air
yang tak bisa menyatu.
Akan bersatu jika dicampur sabun,
seperti ibu.
*Peserta
didik kelas IX B
PERGI
Puisi
Fransiskus J. Fantura*
Bulan,
langit masih kelabu malam ini.
Kutahu engkau tak ‘kan pernah
menampakkan senyummu.
Bintang juga pasti menemanimu di sana.
*Peserta
didik kelas IX B
Negaraku
Puisi
Gratio Adventus*
Wahai negaraku,
kita sudah merdeka.
Mengapa masih ada kemiskinan?
Negaraku
tolong, lihatlah kami yang berjuang
dalam kemiskinan!
*Peserta
didik kelas IX B
Jangan
Merayu Lagi
Puisi
Emilia Ratnasari*
Untuk apa dirimu merayu lagi?
Berharapkah engkau diriku kembali
padamu?
Kau sudah melukaiku.
Air mata menitik di pipiku.
Terlanjur sakit hatiku,
kau membuatku tersesat
seperti pisau tajam
mengiris hatiku.
*Peserta
didik kelas IX B
(red)
0 Comments