Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik Sto. Yoseph Noelbaki, Egidius Riwu, S.Fil menuturkan pihaknya harus
menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di siang hari karena
ketersediaan ruangan yang belum memadai. Hal tersebut disampaikannya kepada
media ini ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (25/10/2021). PTM terbatas
tersebut, imbuhnya, berlangsung hingga sore hari selama tiga jam sesuai dengan instruksi
dinas terkait serta keputusan bersama pihak internal sekolah.
Ia juga mengungkapkan Kegiatan Belajar
dan Mengajar (KBM) digelar berdasarkan sistem shift atau penjadwalan waktu. PTM tersebut, imbuhnya, hanya
berjalan selama 30 menit untuk sekali durasi pembelajaran. Untuk peserta didik kelas
VII dan VIII, ujarnya, proses PTM terbatas dilaksanakan pada Senin-Rabu,
sedangkan peserta didik kelas IX akan mengikuti KBM pada Kamis-Jumat. Guna memperlancar
proses PTM, lanjutnya, pihak sekolah harus menggunakan ruangan pada jenjang
Sekolah Dasar (SD) untuk menunjang ketersediaan ruangan yang memadai.
“Untuk saat ini jumlah peserta didik
kami ada 167 orang dengan penambahan jumlah peserta didik kemarin ada 60 orang.
Melihat itu sekolah melakukan sistem shift
dalam proses pembelajaran. Untuk kelas VII dan VIII dilaksanakan pada hari
Senin sampai Rabu. Sedangkan untuk kelas IX dilaksanakan pada hari Kamis sampai
Sabtu. Dan sekarang ini juga sekolah memakai ruangan dari SD untuk penambahan
ruang belajar. Tahun kemarin ada satu gedung baru bantuan dari pemerintah dari Dana
Alokasi Khusus (DAK) fisik untuk Laboratorium IPA,” tuturnya
Lebih lanjut, terang Egidius, PTM
terbatas tersebut merupakan prioritas yang harus dilaksanakan mengingat
banyaknya kendala yang dihadapi saat proses pembelajaran daring. Hal tersebut,
ujarnya, dipengaruhi oleh minimnya ketersediaan fasilitas penunjang, seperti
laptop, android, hingga layanan jaringan internet yang belum memadai.
Kepala SMP Katolik Noelbaki, Egidius Riwu, S.Fil bersama Tim Media Pendidikan Cakrawala (MPC) NTT
Persiapan
PTM Terbatas
Sementara
itu, Egidius juga menegaskan bahwa pihaknya selalu berupaya memenuhi semua
syarat dan persiapan penyelenggaraan PTM terbatas. Salah satu syarat yang harus
dipersiapkan, imbuhnya, adalah tingkat presentasi vaksinasi yang harus mencapai
target, terutama di kalangan guru dan tenaga kependidikan. Selain itu,
imbuhnya, pihak sekolah harus menggunakan kurikulum darurat guna memangkas
sebagian Kompetensi Dasar (KD), sehingga hanya beberapa materi potensial dan
esensial yang diuji dan diterapkan.
“Untuk
materi pembelajaran kita memakai
kurikulum darurat. Sesuai instruksi dinas, penerapan kurikulum darurat
digunakan untuk memangkas sebagian kompetensi dasar. Dalam arti hanya
kompetensi dasar yang esensial saja yang diuji. Bila pembelajarannya hanya
memakai tiga kompetensi dasar, maka ujiannya juga sesuai dengan tiga
kompentensi dasar tersebut,” pungkasnya.
Berita
dan Foto : Marsel Proklamasi/Patrix Ginta
0 Comments