Oleh Putri Marthina Yuliana Mandona
Guru Bahasa Inggris SMAS Katolik St. John Paul II Maumere
Crystal (2000 : 1) menyebutkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa global, hal ini juga didukung oleh Richard & Rodger (1986) bahwa banyak penduduk di berbagai negara memakai bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam berbagai pertemuan penting tingkat nasional. Penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting karena hampir semua informasi global dalam berbagai aspek kehidupan menggunakan bahasa ini.
Pelajaran
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik pada SMAS Katolik St. John Paul II Maumere. Selain untuk
kepentingan ujian sekolah tetapi juga untuk keberlanjutan dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu peserta didik wajib mempelajari bahasa Inggris.
Namun dalam proses pembelajaran di dalam kelas penulis menemukan masalah yang
dihadapi oleh peserta didik yaitu menggunakan expression (ekspresi) yang tepat dalam komunikasi berbahasa Inggris
seperti ekspresi simpati, kesedihan, kebahagian, perasaan bersalah, kekecewaan
dan lain sebagainya. Oleh karna itu, penulis selaku guru mata pelajaran harus
mencari metode pembelajaran yang membuat peserta didik mampu menggunakan
ekspresi yang tepat saat berbahasa Inggris.
Dewasa ini banyak sekali permainan menarik yang bisa
diadopsikan oleh bapak/ ibu guru. Jenis permainan dapat dipilih sesuai dengan topik atau materi
pada masing-masing mata pelajaran. Khususnya pada pelajaran bahasa Inggris,
banyak jenis permainan yang bisa digunakan agar proses pembelajaran di kelas
menjadi tidak membosankan. Salah satunya adalah melalui permainan guess what in my mind atau sebutan kerennya “GW IMMIN” adalah permainan baru yang di-create sendiri oleh penulis. Permainan ini dapat diaplikasikan
pada pembelajaran yang dilaksanakan secara luring maupun daring.
Sehubungan dengan materi expresion pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas X, bapak/ ibu
guru bisa menghubungkan materi yang akan diajarkan pada peserta didik melalui
permainan guess what in my mind. Adapun
tahap-tahap permainannya adalah sebagai berikut: 1), dalam permainan guess
what in my mind (GW IMMIN) peserta didik yang ada di kelas dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok dapat terdiri dari 5 – 8 orang; 2), ada kelompok yang bertugas sebagai guesser tim (Tim G) dan ada yang bertugas sebagai expressions sender (Tim ES); 3) tim guesser bertugas
untuk menebak jenis ekspresi atau kata kunci apa yang sedang ditunjukan melalui
pantomimik oleh expressions sender; 4) tim expressions
sender bertugas untuk memperagakan kata kunci melalui pantomimik. Misalnya
kata Sympathy, tim ES akan memainkan
ekspresi wajah yang menunjukan kata Sympathy,
selanjutnya tim G akan menebak ekspresi apa yang ditunjukan oleh tim lawan;
5) tim expressions sender (Tim ES) harus terlebih dahulu mengetahui apa
arti dari kata Sympathy (atau
kata-kata kunci lainnya yang diberikan dalam bahasa Inggris) agar dapat
menunjukan ekspresi yang benar tanpa bertanya kepada guru. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim expressions sender.
Peraturan penting dalam memainkan permainan ini adalah
tim expressions sender dilarang untuk
mengeluarkan suara apapun sebagai petunjuk. Permainan dapat dimulai dengan aba-aba dalam suara nyaring oleh bapak/ ibu guru; “Expressions sender, Action!”. Agar permainan terasa
lebih menegangkan, bapak/ ibu guru bisa menggunakan timer baik kepada tim guesser
maupun expressions sender. Waktu bisa
dikurangi pada setiap putaran permainan.
Permainan ini bisa dimainkan secara bergantian oleh
masing-masing tim sesuai waktu yang disediakan. Untuk membuat suasana menjadi
lebih seru, bapak/ ibu guru bisa menyiapkan hadiah kecil kepada tim yang mampu
menebak expression dengan benar.
Apabila proses pembelajaran dilakukan secara online atau daring, bapak/ ibu guru pun masih bisa mengaplikasikan
permainan ini walau dengan proses yang lebih detail, adapun tahap-tahapannya
adalah sebagai berikut: 1) persiapkan laptop dan smartphone apak/ ibu, pastikan gadget anda tersambung dengan internet. Bapak/
ibu bisa menggunakan aplikasi Zoom
atau Ms.Teams pada proses
pembelajaran daring; 2) pilihlah terlebih
dahulu peserta didik yang akan bertugas sebagai guesser dan expression’s
sender. Pada pembelajaran daring, permainan ini
disarankan untuk dimainkan secara perorangan dan bukan berkelompok; 3) pilihlah expression
apa yang akan dipakai sebagai kata kunci (sesuai materi pembelajaran pada saat
itu) dan bisa dikirim melalui aplikasi WhatsApp, DM (direct message) Instagram, Telegram atau SMS (short message service) beberapa menit lebih awal kepada peserta
didik yang telah dipilih menjadi expressions
sender, permainan dapat dimulai dengan aba-aba; “Expressions sender, Action!”. Dalam kelas Zoom pun guru bisa saja menggantikan expressions sender dengan peserta didik yang lain setelah sebelumnya
mengirim kata kunci terlebih dahulu pada anak yang dipilih, untuk melanjutkan
permainan. Selanjutnya semua peserta didik yang lain bisa menjadi guesser.
Dengan penyebutan
yang terdengar nyentrik dan menarik ‘GW IMMIN’ (guess what in my mind) peserta didik pasti akan tertarik dan tidak
sabar untuk memainkan permainan tersebut. Permainan ‘GW IMMIN’ dapat divariasikan dengan cara yang
berbeda agar peserta didik tidak bosan. Misalnya, apabila pada awal permainan
tim expression sender menunjukkan ekspresi hanya dengan pantomimik, permainan
selanjutnya bisa dilakukan dengan gerakan tubuh namun tetap tanpa mengeluarkan
suara. Bapak/ ibu guru pasti akan geleng-geleng kepala melihat tingkah kocak
anak-anak dalam bermain.
Melaksanakan
proses pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 memang tidaklah mudah. Melaksanakan transformasi pendidikan
melalui digitalisasi dan kolaborasi, ‘menuntut’ bapak/ ibu guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Guru bisa menjadi motivator
sekaligus demonstrator yang baik agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah
sesuai dengan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Guru yang
adalah pendidik, sosok pahlawan tanpa tanda jasa yang tidak akan pernah merasa
lelah untuk mengajar murid-muridnya. Bapak/
ibu guru pasti menjalankan tugas dengan sabar, tulus, ikhlas dan hati gembira. Selamat ‘bermain’ di kelas anda, para guru yang hebat. E fructu arbor cognoscitur; “Sebuah pohon
bisa dikenali dari buahnya”. Guru yang kreatif menghasilkan murid yang inovatif.
Foto: Takim/ Ino
0 Comments