Flores
Timur, CAKRAWALANTT.COM – Selasa (5/1/2021), Pengurus Kabupaten PGRI
Flores Timur menggelar Rapat Kerja dengan agenda Penyusunan Kelender Program
Kerja Tahun 2021. Sedikitnya, ada 14 Sekretaris Bidang dengan satu program
unggulan siap dipersembahkan untuk guru-guru di Kabupaten Flores Timur.
Nomor urut satu yang siap
tereksekusi di Bulan Januari 2021 adalah Bidang Kesehjateraan dan
Ketenagakerjaan yang dikomandoi oleh Sekretaris Bidang Kesehjateraan dan
Ketenagakerjaan, Maria Goreti Peni. PGRI Flores Timur akan melakukan upaya
persuasif bersama secara bertahap mendorong Pemerintah Daerah, memperhatikan
nasib kesehjateraan Guru Honor. Guru Honor adalah mereka yang dengan segala
daya dan upaya, ditengah keterbatasan, mengabdi untuk Anak Bangsa. Kesejahteraan
yang mereka peroleh, miris!
Forum Rapat kerja PGRI Flores
Timur khusus untuk point yang satu ini, tidak saja menyasar Pemerintah Daerah,
tetapi juga Pemerintah Propinsi dan Pusat. Bahwa, Negara harus tahu dan
menyadari sungguh, kesehjateraan Guru Honor saat ini memprihatikan, oleh karena
itu pembicaraan penting tetap nasib bangsa, jangan sekali-kali melupakan nasib
guru honor.
Program lain PGRI Flores Timur
dalam spirit perjuangan peningkatan mutu profesionalisme dan perjuangan
kesehjateraan guru akan segera dirillis. Perlahan, satu persatu, PGRI Flores
Timur siap menjawab pertanyaan besar, PGRI selama ini buat apa saja? PGRI
selama ini di mana saja?
Secara terpisah Maria Goreti
Peni yang juga adalah Ketua GTKHNK 35+ Kabupaten Flores Timur membeberkan
sejumlah persoalan pelik yang melilit Guru Honor di Kabupaten Flores Timur.
Beberapa hal yang diangkat oleh Maria
Goreti sebagai berikut:
Gaji honor komite sangat rendah
dan tidak manusiawi dibandingkan dengan beban kerja sebagai tenaga pendidik
yang menjadi garda terdepan dalam dunia pendidikan, yang adalah pilar utama
peradaban bangsa.
Upah Minimum Kabupaten (UMK)
untuk para guru honorer kontrak daerah masih tergolong rendah dan tidak
mencukupi kebutuhan hidup sehingga jauh dari kesejahteraan.
Pengangkatan tenaga kontrak
daerah bagi formasi guru yang terjadi belum sesuai dengan mekanisme perekrutan
guru kontrak berdasarkan lama pengabdian.
Masih adanya penerimaan tenaga
guru honorer yang berpendidikan non keguruan.
Masih adanya penerimaan tenaga
guru honorer yang belum berijazah Sarjana (S1)
Masih adanya tenaga guru
honorer titipan oleh pihak-pihak tertentu di wilayah Kabupaten Flores Timur.
Belum ada analisis kebutuhan
guru yang jelas di setiap sekolah sehingga ada guru yang mengalami kekurangan
jam mengajar.
Masih ada kepala sekolah yang
berlaku diskriminatif dalam hal beban kerja ternadap Guru Honor
Kesulitan guru honorer komite
dalam pengusulan NUPTK terkendala SK Kepala Daerah dan kinerja operator Dapodik
yang kurang maksimal, padahal ada tenaga guru yang sudah mengabdi belasan
tahun.
Maria Goreti berharap, kiranya
PGRI dapat mengetuk dengan tegas para pihak terkait untuk mencari jalan keluar
terbaik dalam upaya bersama memperbaiki nasib guru. “Bukan berarti hari ini
kita omong dan langsung berubah, tetapi minimal ada tahapan-tahapan perjuangan
yang mesti terus digencarkan. Orang kita kalau tidak diingatkan, biasanya masa
bodoh dan tidak menaru peduli,” tegas Maria Peni.
Teks dan Foto: Siaran Pers Pengurus
Kabupaten PGRI Flores Timur
Editor: R. Fahik
0 Comments