Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Selama pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 hingga kini hampir 90% dari total 1.046 peserta didik SMPN 8 Kota Kupang mengikuti proses pembelajaran secara daring, sedangkan 10% lainnya mengikuti proses pembelajaran secara luring. Hal ini diungkapkan Kepala SMPN 8 Kota Kupang, Blasius Juni, S.Ag., saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/01/2021).
Ia mengungkapkan,
aplikasi yang digunakan
dalam pembelajaran daring di SMPN 8 Kota Kupang
selain Group Whatsapp yang dibuat
oleh guru, ada juga
aplikasi lain yaitu Zoom Meeting, Google
Class Room dan video pembelajaran. Selama pembelajaran daring tersebut, kesulitan yang dialami adalah
keterbatasan dalam perangkat keras yaitu Handphone,
Laptop, paket data dan jaringan internet.
“Solusi secara internal sekolah untuk
mengatasi kesulitan tersebut, guru-guru menyiapkan bahan ajar untuk siswa/i yang tidak mempunyai handphone, membagikan buku-buku paket
untuk dipakai siswa/i belajar di rumah.
Selain kita melalui pembelajaran daring, kita buat seperti itu. Istilahnya
sekarang anak-anak pindah kelas dari sekolah ke rumah, jadi orang tua yang membimbing mereka
di rumah,” ungkapnya.
Blasius Juni menjelaskan, pihaknya
selalu mengadakan rapat evaluasi
kegiatan mulai dari rapat evaluasi semester ganjil sampai dengan rapat evaluasi
semester genap untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru sekaligus menerima masukan-masukan
dari para guru. Hal ini dikarenakan banyak guru
yang masih beradaptasi dengan kebiasaan baru mengingat
metode konvensional yang selama ini diterapkan.
“Apalagi guru-guru angkatan tahun 50an
dan 60an banyak yang gaptek juga. Itu juga sulitnya di situ. Jadi guru-guru yang angkatan 80an dan 90an
mereka sudah familiar dengan media-media digital ini dan memang di abad 21 ini
kita dipaksa untuk mengetahui media-media digital yang ada dan harus
beradaptasi dengan kaeadaan sekarang karena pandemi ini terjadi secara global
dan bukan hanya kita saja yang di Kota Kupang ini. Kita masih masuk dalam
zona merah atau hitam,
kalau misalnya guru tidak bisa beradaptasi
seperti itu pasti siswa yang menjadi korban,” tuturnya.
Lebih lanjut
diuraikannya bahwa
pembelajaran luring dilakukan untuk beberapa peserta didik
yang tidak mempunyai perangkat. Mereka
ke sekolah saat akan mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Sedangkan
dalam proses pembelajaran daring, pengumpulan tugas melalui
Google Class Room.
“Guru-guru yang datang ke sekolah hanya
guru-guru piket saja namun karena kondisi sekarang kasus Covid-19 di Kota
Kupang semakin meningkat kami lebih banyak WFH, kita bagi Shift. Kemarin
proses pembagian rapor
saja kami membagikan lewat online, saya
mengirimkan listnya ke guru-guru memakai format PDF lalu mereka membagikannya
pada orang tua siswa/i,” jelasnya.
Aplikasi Pembejalaran Daring Bukan Hal Baru
Sebelumnya pada Kamis (14/01/2021) lalu, Kepala SMPN 3
Kota Kupang, Mashud Bethan, S.Pd., mengungkapkan, aplikasi dalam pembelajaran
daring seperti Google
Class Room sebenarnya bukan hal
yang baru sama sekali. Terdapat beberapa guru yang sudah terbiasa
menggunakannya, namun di masa pandemi ini memang masih dibutuhkan penyesuaian
untuk semua guru.
“Aplikasi Google
Class Room sendiri bukan merupakan hal baru dikarenakan ada beberapa guru
yang sudah mengetahui aplikasi tersebut namun ada
pun guru yang tidak mengetahui aplikasi itu. Tetapi dalam pandemi Covid-19 ini aplikasi
tersebut merupakan hal yang baru sehingga harus melakukan penyesuaian,” ungkapnya.
Selama
pandemi Covid-19, lanjutnya, SMPN 3 menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai penghubung komunikasi. Sementara itu dalam proses belajar mengajar digunakan Google Class room dan juga Zoom
Meeting.
Disinggung mengenai kendala
yang dialami selama pembelajaran daring, ia menyebut kendala tersebut ada pada peserta didik yang berasal dari keluarga dengan penghasilan rendah
sehingga tidak dapat memiliki Handphone
dan tidak dapat membeli paket data. Sedangkan
dari guru sendiri tidak ada
persoalan dikarenakan para guru telah mempunyai fasilitas yang memadai untuk
proses belajar mengajar tersebut.
Berita dan
Foto: Kiki Amin & Ira Luik
Editor: R.
Fahik/red
2 Comments
mantapp banyak juga peserta didik nya dan btw ada informasi tentang wifi rumah unlimited tanpa kabel atau peluang usaha rumahan di desa nggak ya? dan jangan lupa kunjungi balik blog ane ya di koinx.id
ReplyDeleteMakasihhh ya kak cara menyadap WhatsApp lewat Google dan cara menyadap WA pasangan di HP kita dan jangan lupa kunjungi blog kita ya di Macamcerita.com
ReplyDelete