Sami A. Liunokas, S.Pd Guru SMKN Polen, Kab. TTS |
Seorang guru bukan hanya
bertugas sebagai pengajar namun juga sebagai peletak dasar pendidikan
karakter. Dalam mendidik siswa, guru tidak saja menekankan soal transfer ilmu pengetahuan
tetapi bagaimana guru memberikan teladan perilaku dan sikap terhadap siswa selaku
sesama warga dalam lingkungan sekolah. Guru harus memiliki karakter, memiliki
moral, memiliki sikap dan tanggung jawab yang positif sesuai dengan stuasi yang
terjadi.
Saat ini virus corona tengah
mengancam seantero dunia, termasuk Indonesia dan NTT. Dampak dari virus ini
sangat terasa, begitu mencengangkan, memakan banyak korban dan hampir segala
aspek kehidupan ikut berubah, termasuk tanggung jawab guru dalam pendidikan
umumnya dan pembelajaran khususnya. Pembelajaran yang semula mengandalkan tatap
muka, harus beralih ke “belajar dari rumah” baik secara online maupun offline. Terhadap
hal ini pihak sekolah, guru-guru, dan juga orang tua siswa mencari solusi,
membangun kekuatan menghadapi situasi ini.
Pemerintah sendiri telah
melakukan berbagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran virus ini. Khusus
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejumlah regulasi telah dikeluarkan. Hingga
akhirnya yang terbaru, ada kebijakan pemerintah pusat (dan daerah tentunya) untuk
menerapkan “new normal” terhitung sejak tanggal 15 Juni 2020 nanti.
Dengan kebijakan itu, dunia
pendidikan di Indonesia tentu kembali akan menemui situasi yang baru. Dalam
konteks itu juga, guru sebagai pendidik di sekolah, pertama-tama harus memahami
dengan baik bagaimana konsep isi, muatan, dan strategi yang diambil oleh guru
dalam rangka penerapan “new normal” di lingkungan sekolah, baik untuk sesama
guru, pegawai di sekolah termasuk stakeholder yang berkaitan dengan lingkungan
sekolah.
Seperti yang diamanatkan dalam
protokoler kesehatan, misalnya selalu menggunakan masker, mencuci tangan,
lingkungan sekolah yang bersih dan kering. Ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang
belum maksimal dibiasakan namun dituntut untuk kita biasakan
kebiasaan-kebiasaan tersebut. Warga sekolah harus beradaptasi dengan
kebiasaan-kebiasaan tersebut, sehingga nanti bisa terhindar dari bahaya atau ancaman
virus corona. Pada sisi yang lain, tentu peserta didik akan lebih banyak
belajar meniru perbuatan, sikap dan tingkah laku guru. Dengan demikian maka
para guru dituntut untuk lebih memahami, lebih mengaplikasikan dan lebih
menerapkan bagaimana pola-pola hidup lingkungan sekolah sesuai dengan apa yang
diamanatkan dalam protokoler kesehatan.
Ketika guru datang ke sekolah
setiap hari, mencuci tangan, menggunakan masker, juga ikut membersikhkan
lingkungan sekolah, dari waktu ke waktu maka siswa dengan sendirinya juga aka
melihat dan meniru sang guru. Dengan demikian akan ada pembiasaan
perilaku-perilaku hidup sehat sebagai salah satu hal penting dalam menjaga
kesehatan serta keselamatan warga sekolah di tengah ancaman virus yang
mematikan.
Dengan demikian maka diharapkan
para pendidik dalam hal ini guru harus berperan aktif dalam mendukung kebijakan
“new normal”, juga selalu memberikan semangat bagi para peserta didik tentang
bagaimana bisa bersikap, bagaimana bisa bertingkah laku, untuk bisa mengikuti
aturan-aturan yang berlaku dan itu terlaksana tanpa harus dipaksa dari hari ke
hari. Maka munculah kebiasaan berupa budaya sekolah dimana peserta didik akan
otomatis mengikuti aturan-aturan protokoler kesehatan.
Seiring dengan itu perlu
disadari juga bahwa lingkungan sekolah tidak terlepas dari lingkungan lebih luas
yakni lingkungan masyarakat. Kita mengharapkan bahwa masyarakat di sekitar
lingkungan sekolah khususnya orang tua perserta didik agar turut mendukung era “new
normal”, bisa menerapkan budaya cuci tangan, budaya menggunakan masker, budaya
bersih, sehingga peserta didik kita baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan masyarakat serta rumahnya masing-masing bisa tetap sehat berkat
semangat, berkat kebiasaan untuk membudayakan aturan-aturan yang menyertai penerapan
kebijakan “new normal” yang dicanangkan pemerintah. Dengan demikian maka semua
pihak mengambil peran aktif dalam menyambut pendidikan era “new normal”.
0 Comments