CHINA, CAKRAWALANTT.COM – China telah menetapkan tanggal 4 April sebagai hari
berkabung nasional untuk menghormati para korban wabah Coronavirus Disease atau
Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Dewan Negara pada Jumat (3/4/2020).
"Dewan Negara memutuskan
untuk mengadakan acara berkabung nasional pada 4 April untuk menyatakan
belasungkawa terdalam kepada orang-orang kita sebagai 'pahlawan yang
gugur'," demikian bunyi pernyataan Dewan Negara.
"Mereka mengorbankan hidup untuk memerangi epidemi virus corona baru, serta rekan senegaranya yang telah meninggal," lanjut dewan tersebut seperti dikutip Sputnik.
"Mereka mengorbankan hidup untuk memerangi epidemi virus corona baru, serta rekan senegaranya yang telah meninggal," lanjut dewan tersebut seperti dikutip Sputnik.
Presiden Xi Jinping Pimpin Upacara
Presiden China Xi Jinping memimpin
upacara peringatan Hari Berkabung Nasional dan memasang bendera setengah tiang,
Sabtu (4/4/2020). Upacara ini adalah ungkapan duka cita dan penghormatan kepada
para korban wabah Covid-19, termasuk para petugas medis sebagai garda terdepan.
Ini juga sekaligus menjadi perayaan tradisional untuk menghormati arwah leluhur
di China atau yang biasa disebut Qingming. Para pemimpin Tiongkok lainnya juga
nampak hadir untuk memperingati Hari Berkabung Nasional ini.
Upacara berlangsung pukul 10 pagi. Xi Jinping, Li Keqiang, Li Zhanshu, Wang Yang, Wang Huning, Zhao Leji, Han Zheng, dan Wang Qishan berdiri diam selama tiga menit di Kompleks Dewan Pimpinan, Zhongnanhai di Beijing, melansir tayangan CGTN, Sabtu (4/4) pukul 10.00 waktu setempat. Semua warga China juga mengikui upacara berkabung dari tempatnya masing-masing.
Upacara berlangsung pukul 10 pagi. Xi Jinping, Li Keqiang, Li Zhanshu, Wang Yang, Wang Huning, Zhao Leji, Han Zheng, dan Wang Qishan berdiri diam selama tiga menit di Kompleks Dewan Pimpinan, Zhongnanhai di Beijing, melansir tayangan CGTN, Sabtu (4/4) pukul 10.00 waktu setempat. Semua warga China juga mengikui upacara berkabung dari tempatnya masing-masing.
Semua berdiam selama tiga menit
memperingati lebih dari 3,000 rakyat yang meninggal akibat wabah virus
corona. Sebelum upacara serentak itu digelar, aparat membunyikan sirene sebagai
peringatan kepada semua warga agar menghentkan sejenak semua aktivitas. Selama
hari berkabung nasional tersebut, bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh
wilayah China dan di seluruh Kedutaan Besar serta Konsulat China di luar
negeri, melansir Xinhua. Ini adalah pertama kalinya keadaan darurat kesehatan
masyarakat yang memicu duka nasional.
Sejak diberlakukannya
Undang-Undang Bendera Nasional, Tiongkok telah mengadakan tiga kali upacara
berkabung nasional, yaitu saat menghormati para korban gempa Wenchuan 2008,
gempa Yushu 2010, dan tanah longsor Gansu 2010. Empat belas orang tim medis
yang tewas dalam wabah Covid-19 di Provinsi Hubei, China tengah, mendapat
kehormatan sebagai martir, gelar kehormatan tertinggi yang diberikan Partai
Komunis China (CPC) dan negara itu kepada warga negara yang dengan berani mengorbankan
hidup mereka untuk bangsa dan negara. Termasuk di antaranya adalah almarhum dr.
Li Wenliang. Dia adalah seorang dokter yang meninggal akibat terinfeksi virus
corona di Kota Wuhan. (dunia.rmol.id/rf)
0 Comments