Kota
Kupang, CakrawalaNTT.com - LPMP Provinsi NTT mengadakan Rapat
Persiapan Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013
Jenjang SMK Tahun 2018. Kegiatan ini melibatkan 23 kepala sekolah Induk Klaster
jenjang SMK bersama para bendaharanya. Kegiatan yang diikuti oleh 46 peserta
ini, berlangsung selama 4 hari (23--26/8/2018) di Aula LPMP Provinsi NTT.
Dalam kegiatan ini, para
peserta pengelola anggaran sebagai induk klaster akan diberikan penjelasan
terkait dengan substansi penggunaan anggaran sehingga penggunaannya tepat
sasaran . Para peserta juga diberikan penjelasan mengenai mekanisme pelaporan
penggunaan anggaran. Pembiayaan seluruh
pengeluaran kegiatan ini akan dibebankan
pada DIPA Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan tahun anggaran 2018.
Sementara itu, Kepala
LPMP PROV.NTT melalui Kasubag Umum, Edi Sula dalam membuka kegiatan tersebut menyampaikan
permohonan maaf atas ketidakhadirannya. Edi menjelaskan bahwa Kepala LPMP
sedang menyaksikan penandatanganan surat perjanjian kerja dalam rangka
pelaksanaan diklat bagi pengajar pengganti di semua jenjang untuk menggantikan para
guru yang akan mengikuti program PPG pada tahun 2018. Kegiatan tersebut akan
dilaksanakan di LPMP pada tanggal 1--24 September 2018 bagi pengajar pengganti.
“Untuk NTT sebanyak 93
pengajar pengganti artinya bahwa ada 93 guru yang akan mengikuti program PPG dari semua jenjang. Kita
doakan bersama agar program itu dapat
terlaksana dengan baik,” kata Edi.
Dalam kegiatan rapat
persiapan penyaluran dana bantuan pemerintah bagi sekolah pelaksana
penyelenggara K-13 untuk tahun 2018, khusus
di NTT sendiri, sebanyak 23 SMK yang mendapat
jatah bantuan. Sekolah dasar menjadi yang terbanyak dibantu yakni berjumlah 156
sekolah.
“Dengan jumlah ini kami
sangat mengharapkan kerja sama dari kita semua karena ini yang kita kelola. Saya
yakin bahwa SMK itu mengelola dana yang sangat besar. Pada kali
ini kita mencoba untuk memberikan stimulus kepada bapak dan ibu sekalian untuk memberikan arti pentingnya penyelenggaraan
kurikulum 2013 di induk klaster bersama
sekolah-sekolah binaannya,” jelas
Edi.
Pertemuan selama 4 hari ini diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang baik terutama berupa
rencana yang akan dilaksanakan setelah dana yang dimaksud telah diberikan. LPMP
akan terus memantau pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga sesuai dengan alur
dan rel yang telah ditetapkan bersama.
“Kami sangat
mengharapkan kerja sama lebih, jadi tidak saja kerja sama tetapi kerja sama
lebih yakni saling mengerti dan saling pengertian antara kita yang memberi
maupun menerima. Kami sangat mengharapkan setelah selesai kegiatan, laporan juga harus on time
disampaikan, jadi kami tidak perlu menunggu lagi hasil laporan dari bapak ibu
sekalian,” harap Edi.
Para fasilitator (Seksi
Pemetaan Mutu dan Supervisi - LPMP NTT) yang memfasilitasi kegiatan ini
bersungguh-sungguh membantu para peserta untuk dapat menghasilkan format penggunaan
dana dan pelaksanaannya. Dengan demikian diharapkan agar para peserta ke
depannya tidak mengalami kesulitan baik dalam pelaksaannya maupun pelaporan
penggunaannya.
"Mari kita bekerja sama untuk menuntaskan program ini
agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita
direncanakan," pinta Edi di akhir sambutannya.
Kepala SMK Negeri Batu Putih, Prahara Chris Kana |
“Kami ditunjuk sebagai
Sekolah Induk Klaster yang mana akan
mendampingi beberapa sekolah sebagai sekolah sasaran untuk pendampingan dalam
mengimplementasikan K-13. Tujuan dari kegiatan pendampingan ini adalah
untuk melaksanakan kegiatan IN dan ON
yang mana kegiatan IN akan dilakukan
oleh LPMP sendiri untuk turun ke sekolah Induk Klaster bersama sekolah-sekolah
sasaran lainnya. Sementara kegiatan ON
pelaksanaannya di sekolah masing-masing,” jelas Kana.
Menurut Kana, penerapan
Kurikulum 2013 ini sangat penting. Oleh karena itu, ia berharap agar
sekolah-sekolah khususnya SMK yang
terakhir dalam menerapkan
kurikulum 2013 ini benar-benar dapat berjalan sesuai Kurikulum yang ada.
Kana juga menegaskan
bahwa khusus untuk sekolahnya yang ditunjuk sebagai Induk Klaster dengan sekolah sasarannya yaitu SMKN OP, SMKN
Kolbano, SMKN Oehani, SMK Kristen
Fautmolo, dan SMK Berdikari Pika siap untuk mengimplementasikan K-13 guna
menyukseskan program pemerintah.
Kana berharap agar
penerapan K-13 ini berjalan baik di semua sekolah di NTT terkhusus untuk
Kabupaten TTS sehingga ada keseragaman.
Ini berlaku bukan saja untuk sekolah-sekolah yang terlebih dahulu menerapkan
Kurikulum 2013 tetapi juga bagi sekolah-sekolah yang baru menerapkan kurikulum
2013. (Lenzho/RZ)
DAFTAR KABUPATEN, INDUK KLASTER, DAN SEKOLAH SASARAN
0 Comments