Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Reboisasi di Bukit Avatar Langa: Upaya Merawat Semesta dengan Cinta



Ngada, CAKRAWALANTT.COM - Langa, sebuah tempat di Kabupaten Ngada, selalu memiliki suasana yang unik pada pagi hari. Udara dingin khas dataran tinggi masih terasa di kulit. Di balik suasana unik tersebut, sekumpulan orang sedang berkumpul di halaman SMAK Santo Agustinus. Murid, guru, serta perwakilan dari Desa Beja dan Kampus Bambu Turetogo sedang mempersiapkan perkakas yang akan digunakan nanti. Di tengah perkumpulan tersebut, aura kehangatan mulai tumbuh meski diselimuti udara dingin yang semakin menusuk permukaan kulit.

 

Setelah bersiap diri, mereka memulai perjalanan menuju lokasi penanaman bambu. Perjalanan ini memakan waktu tempuh sekitar tiga puluh menit. Dengan langkah kaki yang pelan dan pasti, mereka bergerak perlahan menyusuri jalan setapak beralas tanah yang dikelilingi hamparan rumput beserta bukit-bukit kecil. Setibanya di tempat tujuan, mereka beristirahat sejenak dan mulai menghaturkan doa sebagai awal dari segala pekerjaan yang akan dilakukan.

 

Sesuai rencana, mereka akan melakukan penanaman anakan pohon di Bukti Avatar Langa, sebuah spot wisata yang menjadi panggung keindahan alam. Dari bukit ini, kampung-kampung adat yang berdiri tenang dan dipagari jajaran bukit hijau terlihat sangat memukau. Dari kejauhan, Gunung Inerie berdiri gagah seperti penjaga yang tengah mengamati kegiatan kecil penuh harapan ini.



Cinta Kasih dan Panggilan Gereja

 

Sebelum memulai kegiatan, Kepala SMAK Santo Agustinus Langa, Sr. Antonia Pango, USS., menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar menanam bambu, tetapi juga merupakan bagian dari pembelajaran hidup di lingkungan pendidikan.

 

“Kegiatan reboisasi ini merupakan bagian dari kurikulum cinta kasih,” ujarnya dengan suara yang lembut nan tegas.

 

Sr. Antonia menambahkan, Gereja sendiri telah memberikan arah yang jelas mengenai tanggung jawab moral manusia terhadap alam.

 

“Dalam dokumen Gereja, kita ditegaskan untuk menjaga alam ini dengan baik,” ungkapnya sembari mengarahkan peserta untuk mulai bergerak, Jumat (12/12/2025).

 

Pada kesempatan tersebut, terdapat seratus anakan bambu yang disediakan langsung oleh Yayasan Bambu Lingkungan Lestari. Anakan bambu tersebut akan ditanam di kawasan Bukit Avatar Langa.



Bambu: Dari Hulu ke Hilir

 

Sementara itu, di sisi senada, Koordinator Kampus Bambu Turetogo, Maria Goreti Watu, memberikan apresiasi kepada pihak sekolah atas kepedulian ekologis yang ditunjukkan melalui kegiatan penanaman anakan bambu tersebut.

 

“Kegiatan ini sangat cerdas. Kita melihat manfaat bambu yang mampu memperbaiki tanah dan menjaga mata air,” tuturnya.

 

Maria menjelaskan, Program Bambu Lestari mencakup proses dari hulu hingga hilir, yakni mulai dari pembibitan, penanaman, pengolahan, hingga pemanfaatannya menjadi produk anyaman, suvenir, dan berbagai hasil kerajinan lain yang bernilai ekonomis.

 

Lebih lanjut, ia juga menegaskan nilai jangka panjang dari kegiatan reboisasi tersebut.

 

“Jangan menyimpan air mata untuk anak dan cucu kita nanti, tetapi simpanlah mata air untuk mereka wariskan,” tegasnya.



Menanam Harapan dari Bukit

 

Kegiatan reboisasi tersebut berlangsung dengan baik. Para peserta terlihat sangat berantusias. Mereka menanam anakan bambu dengan semangat dan harapan yang sama. Ada rasa syukur yang tersirat dari kegigihan para peserta. Momen tersebut seolah ingin menegaskan pentingnya menjaga alam demi kelangsungan hidup bersama.

 

Di tengah bentangan alam, ada nilai kehidupan yang tertanam. Bukit Avatar Langa seolah menjadi saksi bisu bahwa manusia dan alam sejatinya hidup dan berjalan bersama menyusuri waktu yang terus berputar. Relasi yang baik akan menghasilkan kehidupan yang beradab, penuh syukur, dan berkelanjutan.

 

Kegiatan pagi itu menjadi sarat makna bahwa merawat bumi tidak harus dimulai dengan langkah yang besar, tetapi cukup melalui tindakan kecil yang dilakukan dengan penuh cinta. (Takim Riung/MDj/red)      


Post a Comment

0 Comments