Pose bersama para guru dan peserta didik SMP Negeri 14 Kota Kupang. |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Pagi itu, Senin (19/2/2024), langit di sekitaran Kota
Kupang sedikit membentangkan kelabu. Musim hujan diperkirakan masih
berlangsung, meskipun pada saat-saat tertentu kehadirannya tidak menentu.
Beberapa orang dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala tengah bersiap untuk
melakukan perjalanan ke Kecamatan Alak, tepatnya di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 14 Kota Kupang.
Perjalanan pun ditempuh selama 30 menit dengan
kendaraan bermotor. Sesampainya di sana, suasana terasa hening. Beberapa
peserta didik berseragam putih biru sedang mengikuti upacara bendera, sebuah
kebiasaan yang wajib dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan pada hari
Senin. Kami menunggu sembari menyiapkan perlengkapan dan peralatan pribadi.
“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa dibantu?” sapa
seorang guru menghampiri kami.
“Kami dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Pak.
Sesuai undangan dan jadwal, kami akan melangsungkan kegiatan bimtek bersama
guru dan peserta didik di sini,” jawab salah satu di antara kami.
“Baik, Pak. Jikalau begitu, maka silakan ke ruangan
kepala sekolah, kebetulan upacara bendera sudah selesai,” sambungnya sembari
mengarahkan kami ke ruangan kepala sekolah.
Plt. Kepala SMP Negeri 14 Kota Kupang (tengah). |
Kami beranjak ke pendopo sekolah dan duduk di depan
ruangan kepala sekolah. Ini adalah kesempatan pertama berada di SMP Negeri 14
Kota Kupang. Sesekali kami mengitari sudut-sudut ruang kelas untuk sejenak
merasakan suasana sekolah di pagi hari. Para guru dan peserta didik bergegas ke
kelas masing-masing untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.
Setelah beberapa saat, seorang wanita menghampiri kami
dan mempersilakan kami masuk ke dalam ruangannya. Dia adalah Darmawati Karabi,
S.Pd., Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMP 14 Kota Kupang.
“Selamat datang di SMP Negeri 14 Kota Kupang, Bapak
dan Ibu sekalian. Beginilah kondisi kami,” ucap Darmawati kepada kami.
Sambutan hangat yang diberikannya menjadi awal baik
yang bisa menuntun kami agar bisa mengenal lebih dalam lembaga pendidikan ini.
Seusai berbincang bersama, Darmawati mengajak kami untuk beranjak menuju aula
sekolah guna melangsungkan seremoni pembukaan kegiatan bimbingan teknis
penguatan literasi bagi guru dan peserta didik.
Suasana pada seremoni pembuka kegiatan bimtek di SMP Negeri 14 Kota Kupang. |
Tepat pukul 08.30 Wita, seremoni pembukaan dimulai.
Para peserta kegiatan bimtek terdiri dari 30 peserta didik dan 10 guru yang
merupakan perwakilan dari masing-masing kalangan. Pada kesempatan tersebut,
Darmawati mengapresiasi Tim dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala yang telah
mendukung kegiatan bimtek tersebut serta berpartisipasi secara aktif sebagai
Narasumber/Formator di dalamnya.
“Terima kasih atas niat baik ini. Kami tentu sangat
mengapresiasi kehadiran Tim dari Yayasan Rumah Literasi yang juga mengambil
peran sebagai Narasumber/Formator dalam kegiatan bimtek ini,” ungkapnya.
Ia mengatakan, penyelenggaraan kegiatan bimtek
tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mendukung peningkatan rapor mutu pendidikan, terutama pada aspek literasi.
Aspek literasi, sambung Darmawati, menjadi salah satu aspek penting dalam
asesmen nasional yang menitikberatkan kemampuan berpikir kritis, analisis,
serta pemecahan masalah secara logis dan sistematis.
Direktur Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. |
Pentingnya Literasi bagi Guru dan
Peserta Didik
Selepas Darmawati menyampaikan sambutan pembukanya,
Direktur Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Gusty Rikarno, turut memberikan
sepatah kata dua. Gusty menekankan pentingnya literasi di depan para peserta
bimtek.
“Literasi itu sangat penting, termasuk bagi yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan. Literasi adalah dasar berpikir. Dengan
kemampuan literasi yang baik, maka kita dapat berpikir kritis dan bisa
menganalisis segala fenomena dengan pertimbangan yang rasional,” jelas Penulis
buku Jangan Menghina Guruku Lagi tersebut.
Gusty menambahkan, penguatan literasi di kalangan
peserta didik dan guru bermanfaat untuk memberikan input pendidikan yang
berkualitas, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan
mencapai hasil yang diharapkan.
Suasana di kelas guru. |
“Ini bisa menjadi bagian dari input pendidikan dan kita
berharap, proses pendidikan bisa berjalan dengan baik, sehingga upaya
peningkatan mutu pendidikan bisa membuahkan hasil,” tukasnya.
Menggali Potensi secara Maksimal
Kegiatan di hari pertama tersebut berfokus pada
pemetaan potensi para peserta bimtek. Para peserta dibagi ke dalam 2 kelas,
yakni kelas guru dan peserta didik, dengan materi yang berbeda. Para guru
diarahkan dan didampinigi untuk menyusun esai ilmiah berbasis pembelajaran,
sedangkan, para peserta didik didampingi untuk menyusun ragam penulisan kreatif
bersama Narasumber.
Pemetaan potensi tersebut diawali dengan pre-test bagi para guru dan peserta
didik. Mereka diberikan suguhan video inspiratif dan diminta untuk menuliskan
makna yang terkandung dari video tersebut menurut sudut pandang masing-masing. Dengan
begitu, Tim Narasumber dapat mengetahui alur pemikiran dan kecenderungan
potensi yang dimiliki para peserta didik.
Suasana di kelas peserta didik. |
Pada hari berikutnya, Selasa (20/2/2024), para peserta
mendapatkan pendampingan yang intens dari para Narasumber. Mereka hanya
diberikan materi pengantar sebanyak 30%, sedangkan sisanya, yakni 70%,
digunakan untuk proses pendampingan, baik terkait pemahaman alur penulisan
maupun logika atau substansi tulisan.
Kepada media ini, salah guru yang terlibat sebagai
peserta, Kevin Mangi, S.Pd., mengapresiasi proses pendampingan yang dilakukan
oleh Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. Menurutnya, pola pendampingan dan materi
yang diberikan tersebut dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam hal
menulis.
“Secara pribadi, saya mengucapkan terima kasih karena
telah memberikan pengetahuan dan pengalaman yang baru terkait menulis.
Pendekatan yang komunikatif dari para Narasumber turut memberikan ruang belajar
yang luas bagi kami,” ujar guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) tersebut.
Kevin Mangi, S.Pd. |
Ia pun berharap, kerja sama yang telah terjalin tersebut
bisa terus berlanjut guna menguatkan aspek literasi, terkhususnya menulis, di
kalangan para guru.
Literasi sebagai Wadah Pengungkapan Diri
Pada hari ketiga, Rabu (21/2/2024), kegiatan bimtek
penguatan literasi bagi guru dan peserta didik di SMP Negeri 14 Kota Kupang
telah mencapai sesi akhir. Disambut dengan guyuran hujan di pagi hari, kami
beranjak ke SMP Negeri 14 Kota Kupang. Sesampainya di sana, kami langsung
melakukan pendampingan di sesi akhir dengan memaksimalkan wadah pengungkapan
diri melalui karya tulis.
Di kelas guru, para peserta didampingi dan diberikan
arahan atau revisi terakhir pada setiap karya tulis, begitupun di kelas peserta
didik. Semua peserta berhasil menyelesaikan karya tulis masing-masing, baik
berupa esai ilmiah berbasis pembelajaran bagi guru maupun ragam penulisan
kreatif bagi peserta didik.
Setelah menyelesaikan semua sesi pendampingan, para
peserta diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya,
sehingga bisa dibedah bersama Narasumber.
Kepada media ini, salah satu peserta didik, Aurel
Putri Euonike Bate’e, mengungkapkan bahwa dengan mengikuti kegiatan tersebut,
dirinya dapat mengembangkan kemampuan menulis dan berbicaranya dengan baik. Menurutnya,
literasi berguna sebagai wadah pengembangan dan pengungkapan diri.
“Selama tiga hari ini, kami belajar dan diajarkan
bagaimana menulis dan berbicara dengan baik. Saya sangat bergembira karena
dapat mengembangkan kemampuan menulis saya dan yang lebih bagusnya adalah saya
dilatih untuk dapat mengungkapkan pikiran dan hasil tulisan saya di depan umum,”
tukas peserta didik yang duduk di bangku kelas VII tersebut.
Aurel Putri Euonike Bate'e. |
Di akhir sesi, semua peserta berkumpul bersama di aula
sekolah untuk mengikuti seremoni penutupan. Tanpa disadari, kegiatan bimtek
penguatan literasi di SMP Negeri 14 Kota Kupang telah usai. Kegiatan tersebut
telah berakhir secara simbolis, tetapi semangat dan modal yang telah didapatkan
oleh para peserta harus tetap berjalan, berkembang, dan berimbas pada
pihak-pihak lain. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
tidak hanya melibatkan satu pihak saja, tetapi semua pihak tanpa terkecuali. (MDj/red)
0 Comments