Borong,
Cakrawala NTT
Budaya asli kelompok
masyarakat tertentu pada hakekatnya menjadi ciri khas kelompok masyarakat
tersebut dan merupakan hal yang harus dijaga dan dilestarikan. Mengacu pada
persoalan itu komunitas sanggar budaya Wela Runus SDN Kembur, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggari Timur menggelar
kegiatan pementasan budaya lokal pada
Jumat, 31/03/17. Dalam kegiatan tersebut, dipentaskan beberapa tarian, seperti
tari danding serta sanggu alu. Pementasan tersebut terlaksana di bawah
bimbingan beberapa pembina, semisal Serly Mariati Gaut, S.Pd; Dwi Hilina Sengga
Rani, S.Pd; Yosefita Astia Jahung, S.Pd;
Sisilia Hrafia, S.Pd; dan Ida N. Tamu.
Kepala SDN
Kembur, Getrudis Maning, S.Pd saat diwawancari media ini di sela-sela kegiatan
berlangsung membeberkan bahwa kegiatan sanggar ini bertujuan agar dapat
meningkatkan karakter anak didik. “Kegiatan ini memotivasi siswa-siswi saya untuk
dapat mengenal dan mengetahui arti dari sebuah budaya,” paparnya.
Ia melanjutkan
bahwa dengan adanya kegiatan ini, para siswa dapat meningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya melalui kopetensi
saja, tetapi juga dengan pembentukan karakter mereka. “Kalau kita tidak
kembangkan budaya lokal di kalangan anak-anak kita saat ini maka dengan sendirnya
mereka tidak akan mengenal budaya, padahal di dalam budaya lokal terkandung
ajaran tentang mencintai, mengharagi, serta menghormati satu dengan yang
lainnya,” tambah Maning.
Maning pun
berharap agar melalui kegiatan sanggar budaya tersebut siswa-siswi SDN Kembur terus
mengembangkan dan meningkatkan budaya lokal. Ia bertutur, “Harapan saya semoga
dengan adanya sanggar Wela Runus, siswa dapat mengembangkan dan meningkatkan
karakter mereka ke arah yang lebih baik.”
Serly
Mariati Gaut selaku Pembina utama dalam sanggar Wela Runus bertutur, “Kegiatan
ini sangat bagus karena melalui kegiatan ini siswa-siswi dapat mengembangkan
bakat mereka masing-masing, apa lagi usia mereka rata-rata baru 10 tahun. Selain
itu, kegiatan ini bertujuan agar siswa-siswi dapat mengenal dan mengembangkan
budaya Manggarai.”
Diutakan olehnya
bahwa seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, para siswa
perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai budaya lokalnya. Jika perkembangan
yang pesat tersebut tidak dibarengi dengan kegiatan seperti ini, maka ke depan dengan
sendirinya anak didik tidak dapat mengenal budaya.
Di kesempatan
yang sama, Yosevita Astia Jahung, salah satu pembina mengakui bahwa pihaknya merasa
bangga karena sanggar binaan mereka akan mengisi acara pada saat deklarasi STBM
yang diselenggarakan oleh Plan. “Semoga ke depan para siswa yang tergabung
dalam sanggar ini terus melakukan pementasan dan juga menjadi pengisi acara di
berbagai moment lainnya,” tuturnya. (Mulia
Donan)
0 Comments