Oelamasi,
Cakrawala NTT
Jarum jam
menunjukkan pukul 6 pagi. Sekelompok siswa dalam balutan pakaian olahraga
tampak berlari-lari kecil di kompleks villa Saboak. Sekitar pukul 7, mereka
sudah berada di kolam renang. Ada yang kelihatan lincah berputar-putar sambil
tertawa gembira. Beberapa yang lain berusaha menjaga keseimbangan tubuh dengan
menggerak-gerakan tangan dan kaki menghasilkan bunyi cipratan kecil di pagi
yang tenang.
Itulah gambaran
pagi di villa Saboak selama 12-15 Juli 2016. Mereka adalah siswa-siswi SMP dan
SMA Elpida Kupang. Selama 4 hari tersebut kelompok siswa yang terbagi menjadi 2
kelompok, laki-laki dan perempuan, mengikuti salah satu kegiatan PLS
(Pengenalan Lingkungan Sekolah). Kegiatan PLS sendiri merupakan amanat Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 18 tahun 2016.
Setelah
makan pagi, kegiatan PLS dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lain seperti
kompetisi mencari harta karun, menjelajahi alam, bermain futsal, dan aneka
permainan lain. Kompetisi harta karun sendiri mengharuskan siswa menjelajahi
alam, mencari dan menemukan harta karun sesuai dengan peta petunjuk dari guru
dan pembina. Di beberapa pos, mereka diberikan pertanyaan dan petunjuk dari
Alkitab. Dengan ini siswa diajarkan untuk bersungguh-sungguh bekerja meraih
cita-cita dan impian, menghargai alam, dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
Pada
malam hari anak-anak dibimbing oleh pembina melalui
berbagai renungan dan berbagi
curhat tentang cita-cita, kesukaran hidup dan tujuan mereka sekolah. Setelah itu
para pembina bersama para para siswa tersebut mendoakan tujuan, cita-cita, dan
segala persoalan hidup mereka. Ini juga dimaksudkan agar para siswa dan para
pembina saling dekat satu sama lain.
Dewan
pembina Yayasan Elpida,
Pdt Edwer Dethan, kepada Cakrawala NTT mengatakan bahwa tujuan
terpenting dari kegiatan ini adalah mengajarkan para siswa untuk hidup sesuai
perintah Tuhan dengan menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat kehidupan
fisik dan spiritual dalam hubungan dengan sesama, lingkungan dan Tuhan sendiri.
Menurutnya, sebagai makhluk beragama, manusia (siswa) harus senantiasa
memandang kehidupannya dalam relasi dengan Tuhan, termasuk dalam upaya
memperoleh pengetahuan (pendidikan).
“Takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan, karena sumber segala pengetahuan yang mutlak benar hanya datang
dari Tuhan,” ujar Edwer Dethan.
Dengan adanya
kegiatan ini, Pdt Edwer mengharapkan agar anak-anak tetap semangat dalam belajar. Setiap anak
memiliki kemampuan (talenta) yang telah diberikan Tuhan. Tinggal bagaimana mereka bisa membuka
diri kepada guru sehingga guru dapat membina pribadi anak untuk mengembangkan
bakat dan talenta mereka masing-masing. Menurutnya,
hidup, termasuk sekolah, adalah petualangan dalam rencana kasih Allah. PLS
membantu anak menyadari hal tersebut sehingga kehidupannya menjadi lebih
bermakna. (Yupiter Loinati/ENS)
0 Comments