![]() |
Pengurus OSIS SMAN 1 Kupang Timur periode 2015/2016. |
Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya melahirkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Kecerdasan membuat manusia mampu menggunakan akal pikirannya untuk menjawabi persoalan-persoalan hidup berdasarkan pertimbangan rasio, kemajuan ilmu pengetahuan, dan daya imajinasi serta kreativitas. Berkarakter berarti memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan dorongan hati nurani. Bila sekolah sebagai lembaga pendidikan mampu menerjemahkan dua poin ini dalam proses belajar mengajar, maka kita optimis generasi masa depan akan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
![]() |
Andreas Poetting, S.Pd, Kepala SMAN 1 Kupang Timur |
Berpegang pada
keyakinan itulah Andreas Poeting memimpin SMAN 1 Kupang Timur. Meski baru satu
tahun menjabat sebagai kepala sekolah, ia telah berhasil membawa SMAN 1 Kupang
Timur menjuarai beberapa event seperti juara I OSN tingkat Kabupaten, juara I
Liga Pelajar Indonesia, juara I lomba karya
tulis ilmiah tentang jejak tradisi daerah NTT, juara III lomba cerdas – cermat
4 pilar tingkat nasional, juara I lomba pesparawi tingkat SMA se Kabupaten
Kupang. Prestasi-prestasi ini bukan semata-mata hasil kerja kerasnya. Ia
berkisah, “Semua komponen, dari siswa sebagai aktor utama, guru, pegawai,
memiliki perannya masing-masing. Tugas saya adalah memberikan arahan, melakukan
pengawasan, dan evaluasi.”
Oleh
kepemimpinannya juga, SMAN 1 Kupang Timur termasuk dalam sekolah yang bersih
dan asri. Meski gedung-gedungnya sudah tua, namun masih terawat dengan baik.
Siswa-siswi juga diajarkan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan
sekolah. Hal-hal yang kelihatan sepeleh itu ditekankan oleh kepala sekolah yang
dilantik pada Maret 2015 ini, agar para siswa dapat tumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang ulet dan menghargai kebersihan.
Menjawabi Kebutuhan
Masyarakat
SMAN
1 Kupang Timur berdiri pada tahun 1983. Sekolah yang terletak di Jalan jurusan
Oekabiti ini berdiri untuk menjawabi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kupang yang
berdomisili di kelurahan Oesao dan sekitarnya. Rata-rata masyarakat di daerah
ini berprofesi sebagai petani dan pedagang sayur. Hasil kebun mereka lalu
dijual di pasar Oesao.
Menurut
Andreas Poeting, akses terhadap pendidikan yang masih kurang pada waktu itu
mendorong masyarakat untuk mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun satu
sekolah (SMA) terutama sekolah negeri di Oesao. Yang diminta oleh masyarakat
adalah sekolah negeri agar mereka bisa membiayai anak-anak mereka yang
bersekolah di situ. Karena kalau swasta, maka pasti iurannya lebih besar. “Maka
berdirilah SMAN 1 Kupang Timur,” pungkas lulusan Sarjana Pendidikan Fisika ini.
Sejak
bedirinya, SMAN 1 Kupang Timur terus berkembang menjadi salah satu sekolah
favorit di daerah Oesao. SMAN 1 Kupang Timur mampu menunjukkan kualitasnya baik
dari segi prestasi akademik maupun prestasi-prestasi non akademik. Ini
semata-mata karena dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat di daerah
Oesao dan sekitarnya.
Saat
ini, SMAN 1 Kupang Timur termasuk sekolah dengan jumlah siswa terbanyak di
Kabupaten Kupang. Terdata ada 1053 orang anak yang bersekolah di sini.
Jumlahnya yang besar ini ternyata sebanding dengan kualitasnya. Selain prestasi-prestasi
yang telah disebutkan di atas, sekolah ini juga mendulang angka kelulusan 100%
pada Ujian Akhir tahun lalu, dengan nilai kelulusan A.
Menerapkan K-13
Perdebatan
tentang Kurikulum 2013 (K-13) oleh berbagai kalangan tak menyurutkan langkah
Andreas Poeting untuk menerapkan kurikulum ini di sekolahnya. Menurutnya, K-13
mungkin amat rumit dalam aplikasinya, terutama oleh guru-guru. Namun yang lebih
penting adalah hasil yang akan diperoleh. Jadi jangan sampai penerapan itu
formalisme belaka karena guru merasa berat. “Karena itu, saya menekankan
fleksibilitas dalam implementasinya,” ujar Poeting. Fleksibilitas yang dimaksud
adalah bahwa guru harus mengenal siswanya secara baik, apa yang menjadi
kelebihan dan kekurangannya, dan berusaha mengoptimalkan potensi peserta didik.
Penekanan ini selain akan menjadi budaya di kalangan guru-guru, tapi juga akan
memberi manfaat yang signifikan bagi para siswa. Jika model belajar mengajar
ini dapat diaplikasikan secara baik, maka Andreas Poeting percaya bahwa, pendidikan
itu adalah sesuatu yang menyenangkan, baik bagi siswa maupun guru, dan
mempunyai dampak besar bagi pembangunan Indonesia ke depan.
Dampak
dari model kepemimpinan inilah yang lalu membuat guru-guru di SMAN 1 Kupang
Timur mampu berprestasi. Ada beberapa guru yang terpilih menjadi guru teladan
se-Kabupaten Kupang. Ada pula yang mendapat kesempatan mengikuti
studi banding ke luar daerah dengan harapan bahwa
pengalaman dan pengamatannya terhadap pendidikan dapat memacu perkembangan SMAN
1 Kupang Timur.
Menerobos
Tantangan
Berbagai prestasi yang
diraih SMAN 1 Kupang di atas bukan diraih dengan mudah. Ada berbagai tantangan
yang menghadang. Tantangan terbesar adalah keterbatasan sarana dan prasarana
penunjang proses pembelajaran. Di antaraanya adalah ketiadaan komputer dalam
laboratorium komputer, ketiadaan laboratorium IPS, dan aula. Selain itu,
peralatan di dalam laboratorium IPA dan Bahasa juga masih minim.
Namun ini semua bukan
halangan untuk berprestasi. Menurut Poeting, jika punya kemauan kuat, kita bisa
mengatasi tantangan ini dan mengukir prestasi. Namun ia juga tidak membiarkan
kondisi ini berlarut-larut. “Kami sedang mengusahakan agar
kekurangan-kekurangan itu dapat dipenuhi,” kata Poeting.
Meski masih kekurangan
beberapa sarana di atas, SMAN 1 Kupang Timur sudah memiliki sarana penunjang
lain seperti, Perpustakaan, Internet WIFI, Sanggar
Kesenian, Ruang UKS, dan Lapangan Futsal. (ENS/Yupiter
Loinati)
Sumber:
Majalah Pendidikan Cakrawala NTT
0 Comments