Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMA PGRI MNELALETE - “TALENTA UNTUK MELAYANI SESAMA”

Kepala SMA PGRI Mnelalete, Drs. Nahason Liem. (Foto: Alex/Lenzho)
Perjuangan membangun sekolah swasta tak semudah kita membalikkan telapak tangan, apalagi memperhatahankan agar sekolah itu tetap ada merupakan sesuatu yang memang berat. Namun semua itu hanya bisa bertahan jika ada komitmen, kesabaran, dan kerja keras. Ungkapan ini dari Drs. Nahason Liem, kepala sekolah sekaligus pencetus berdirinya SMA PGRI Mnelalete, Kabupaten TTS ketika mengisahkan tentang upaya membangun lembaga pendidikan tersebut.


SMA PGRI Mnelalete terletak di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten TTS. Sekolah tersebut dibuka semenjak tahun 1991 silam. Nahason Liem mengisahkan, awal membuka sekolah tersebut, proses KBM siswa mengandakan sewa gedung, dalam hall ini gedung milik SDI Liman, sehingga proses KBM berlangsung pada siang hingga sore hari. Meski demikian, sekolah yang dicetusnya tersebut baru diakui dan memperoleh Izin Operasional dari dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTS tepatnya pada tanggal 1 Juli 1992.

Sewa gedung SDI Liman untuk proses KBM berlangsung selama 6 tahun, hingga pada tahun 1999 pihak sekolah bersama para orangtua murid membangun dua ruang darurat yang digunakan untuk proses KBM. Atas perjuangan dan kerja sama yang baik dari semua pihak, maka SMA PGRI Mnelalete kini memiliki gedung yang permanen. Proses KBM pun berlangsung pada pagi hari, bahkan sekolah ini terakreditasi A.

“Upaya membangun sekolah ini semata-mata karena berkat dan campur tangan Tuhan. Oleh karena itu kehadiran SMA PGRI Mnelalete merupakan sebuah talenta yang digunakan untuk melayani sesama khususnya di bidang pendidikan, oleh sebab itu saya berpesan agar setiap guru yang ada selalu  melayani dengan hati yang penuh cinta,” ungkap Liem.

Jumlah Siswa Meningkat

Selain memiliki gedung sendiri dan terakreditasi A, SMA PGRI Mnelalete juga memiliki catatan menarik soal jumlah siswa. Sejak dibuka hingga kini, jumah siswa di sekolah terseut terus mengalami peningkatan. Terkit hal ini, Nahason Liem menilai bahwa hal tersebut menunjukkan adanya dukungan masyarakat serta bukti nyata kepercayaan masyarakat TTS terhadap SMA PGRI  Mnelalete.

“Oleh karena itu saya menyampaikan terima kasih kepada semua masyarakat Kabupaten TTS, para alumni, orangtua murid yang telah mempercayakan anak-anak mereka untuk dibimbing, dilatih dan dididik untuk menggapai masa depan mereka di lembaga ini,” tuturnya.

Utamakan Kedisiplinan

Perjalanan serta berbagai pencapaian SMA PGRI Mnelalete tidak terlepas dari kedisiplinan yang diterapkan di sekolah tersebut. Menurut Nahason Liem, kedisiplinan merupakan modal yang sangat penting dalam membangun sebuah sekolah.

“Disiplin dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena sikap disiplin dapat menjaga proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa dengan baik dan lancar. Tetapi yang sangat penting adalah dengan disiplin dalam proses pendidikan dapat menciptakan siswa menjadi kuat sebagai generasi penerus bangsa Indonesia, karena disiplin adalah suatu kunci kesuksesan. Oleh karena itu kedisiplinan guru merupakan ujung tombak kesuksesan siswa itu sendiri, maka sebagai  guru harus lebih dulu mendisiplinkan diri sebelum mendisiplinkan para peserta didik yang ada,” tegasnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa khusus bagi para guru yang ada di sekolahnya, disiplin waktu merupakan salah satu disipin yang sangat ditekankan. Ia menjelaskan, pada jam 07.00 pagi semua guru wajib sudah berada di sekolah, jika terlambat 1 menit pun guru wajib dikenai sanksi dengan membayar Rp 60.000 untuk satu kali keterlambatan.

Sanksi terkait disiplin waktu  tersebut berlaku bagi guru mau pun dirinya selaku kepala sekolah, karena menurutnya, untuk mendidik siswa ke arah yang lebih baik, terlebih dulu guru harus menjadi contoh  yang dapat digugu dan ditiru. Oleh karena itu guru harus lebih awal tiba di sekolah untuk  mempersiapkan diri agar proses KBM di kelas dapat berjalan dengan baik, karena menurutnya, siswa adalah raja, maka itu harus dilayani dengan hati dan juga cinta agar kelak mereka menjadi generasi penerus yang mampu bersaing.

Sanksi tersebut, lanjutnya, sudah berlaku sejak lama dan telah disepakati bersama dewan guru. Hal ini dinilai sangat positif. Selain merupakan proses pendisiplinan warga warga sekolah, uang dari sanksi tersebut digunakan dalam pembangunan pagar sekolah dan keperluan lain di sekolah. (Lenzho/red/adv)

Post a Comment

0 Comments