Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Mahasiswa Unwira Gunakan Seni Mural Memperindah Jembatan Saba’at – Liliba


Kota Kupang, CakrawalaNTT.com - Beberapa mahasiswa dengan cat warna-warni di tangan sore ini tengah sibuk bekerja. Cat merah, hitam, putih, kuning dan warna-warna lainnya digunakan untuk memperindah Jembatan Saba’at, Sabtu (29/9/2018). 

Jembatan Saba’at  terletak di ruas Jalan Saba’at, Liliba. Jembatan yang baru saja selesai diperbaharui ini, akhirnya dapat digunakan kembali oleh para pengguna jaan. Guna mempercantik dan memperindah tampilannya, jembatan diwarnai dan diberi lukisan.

Suasana pengerjaan lukisan
Pekerjaan mempercantik jembatan tersebut berlangsung selama tiga hari dan dimulai sejak hari Kamis (27/9) hingga Sabtu (29/9). Pekerjaan tersebut dipercayakan kepada  beberapa mahasiswa yang berasal dari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang.

“Kami mengerjakan ini sejak hari Kamis. Hari ini, kami rencanakan pekerjaan ini dapat selesai,” kata Nando, salah satu mahasiswa semester tiga dalam pekerjaan tersebut.

Lukisan-lukisan indah  di empat bagian jembatan tampak sedang dikerjakan. Uniknya, lukisan-lukisan tersebut berupa lukisan mural dengan motif tenunan.

Aldo, salah satu mahasiswa yang juga ikut dalam pekerjaan tersebut mengatakan bahwa motif-motif yang digunakan adalah motif asli tenunan NTT.

Motif Sabu oleh Nando Sado & Yudith Aronika Wela (Photo: RZ)
“Semuanya ini berdasarkan motif asli tenunan NTT. Ada motif Sumba, Sabu, Rote, dan ada pula motif dari Kefa,” jelas Aldo sambil menunjuk ke arah masing-masing motif.

Para mahasiswa yang terlibat dalam pekerjaan tersebut mengungkapkan rasa senang dan bangga mereka.

“Saya, Aldo, Nando, Ray, Hema, dan Yudith, kami berenam merasa senang dan bangga dengan pekerjaan ini. Ini merupakan bagian dari usaha kami untuk memperindah Kota Kupang dan sebagai mahasiswa kami merasa bahwa ini merupakan kesempatan emas untuk menambah pengalaman kami akan estetika bentuk yang kami peroleh di kampus untuk diterapkan di lapangan,” kata Fendy.

Motif Kefa oleh Aldo Santana & Fendy Nahak (Photo: RZ)
Mereka berharap agar para pengguna jalan khususnya jembatan ini untuk sealu memperhatikan dan menjaga kebersihan jembatan.

“Hal yang baik yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang menggunakan jalan dan jembatan adalah menjaga kebersihan serta berusaha untuk tidak mencorat-coret badan jalan maupun jembatan yang telah dibangun ini,” kata Ray yang juga sedang melukis.

Ray menjelaskan bahwa ini merupakan kali pertama mereka melukis pada jembatan, namun untuk melukis sendiri, mereka sudah sering melakukannya.

Motif Sumba oleh Ray Watun & Henri Klau (Photo: RZ)
“Ini pertama kalinya kami melukis pada jembatan, namun kami sudah sering melukis di beberapa tempat. Kami sering menerima pesanan untuk melukis. Beberapa hari ke depan kami akan melukis di salah satu tempat fitness yang ada di daerah TDM,” jelasnya.

Ray menambahkan bahwa hasil dari kerja mereka ini akan dikumpulkan sebagai dana untuk kegiatan Study Tour mereka pada semester VII mendatang. Ia dan teman-temannya juga melakukan banyak hal lain untuk penggalangan dana kegiatan Study Tour mereka seperti melukis atau menggambar sketsa wajah, membuat miniatur bangunan, menjual makanan, dan lain sebagainya.

Pengawas pelaksana pekerjaan, Robert Bistolen,  membenarkan bahwa pekerjaan tersebut berlangsung selama tiga hari, Kamis – Sabtu (27-29/9/2018). Ia mengungkapkan pula bahwa pekerjaan tersebut dimaksudkan untuk memperindah jembatan. 

Motif Rote oleh Ray Watun & Henri Klau (Photo: RZ)
Robert mempercayakan pekerjaan tersebut kepada para mahasiswa karena ia yakin akan kemampuan mereka dalam seni dan apa yang ia yakini tersebut terwujud yakni hasil dari pekerjaan mereka sangat memuaskan. 

Ia berharap agar para pengguna jalan dan masyarakat dapat menjaga kebersihan dan keindahan jembatan tersebut.

“Harapan saya adalah kebersihan dan keindahan jembatan ini dapat terjaga. Para pengguna jalan dan siapa saja hendaknya tidak mengotori jembatan yang telah diperindah ini dengan aksi negatif berupa corak-coret di badan jalan maupun jembatan,” kata Robert Bistolen. (RZ)

Post a Comment

0 Comments