Kepala SMAN 2 Cibal, Yustus Berahi, S.Ag. menunjukkan Serifikat Akreditasi Sekolah |
Manggarai,
CakrawalaNTT.com - Menikmati
pendidikan yang berkualitas adalah harapan semua komponen masyarakat. Oleh
karena itu, pemerintah melalui tim asesor menuntut sekolah agar mampu memenuhi
delapan standar menuju lembaga pendidikan yang berkualitas, professional, dan berdaya saing. Lembaga
pendidikan yang tidak mampu memenuhi delapan standar pendidikan ini tidak layak
menyelenggarakan UN dan tamatan sekolah tersebut tidak bisa melanjutkan studi
ke Perguruan Tinggi (PT).
Hal ini disampaikan Hironimus Samlan, salah seorang
tim asesor UPT pendidikan wilayah VII yang mencakup Kabupaten Manggarai, Manggarai
Timur, dan Manggarai Barat saat menyerahkan sertifikat akreditasi kepada
lembaga SMAN 2 Cibal, Senin (23/7/2018).
Menurut Hironimus, proses untuk
mendapatkan sertifikat akreditasi membutuhkan kerjasama dan kerja keras dari
semua komponen pendidikan yakni pemerintah, masyarakat, dan khususnya pihak
sekolah. Delapan standar pendidikan itu meliputi standar isi, proses, kelulusan,
penilaian, PTK, sarana prasarana (sarpras), standar keuangan dan pembiayaan,
serta standar pengelolaan.
“Secara pribadi saya menyampaikan rasa
bangga saya kepada kepala sekolah, guru, dan pegawai di SMAN 2 Cibal yang telah
berjuang hingga sekolah ini diakreditasi. Dengan demikian sekolah ini layak
menyelengarakan proses belajar mengajar. Untuk diketahui, ada beberapa sekolah
yang berada di perkotaan dinyatakan tidak terakreditasi. Walau masih berakreditasi
C namun SMAN 2 Cibal sudah memenuhi standar pendidikan yang telah ditetapkan
pemerintah. Oleh karena itu, saya menyampaikan limpah terima kasih untuk usaha dan
kerja keras ini. Berharap tahun depan akreditasi C ini dipertahankan dan syukur
jika akreditasinya meningkat,” ujar Hironimus.
Kepala SMAN 2 Cibal, Yustus
Berahi, S.Ag. menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas penerimaan
sertifikat akreditasi tersebut. Bersama para guru dan pegawai, dirinya terus
ingin berbenah dan membangun kerjasama dengan semua pihak agar lembaga pendidikan
yang dipimpinnya semakin berkualitas dan profesional. Ketika ditanya standar
pendidikan yang belum maksimal, dirinya mengakui jika standar berhubungan
dengan sarpras. Setiap tahun SMAN 2 Cibal terus meningkat tetapi tidak didukung
oleh pembangunan ruang kelas baru.
“Saya bersama para guru dan pegawai
telah membangun sistem kerja yang professional, transparan, dan penuh
kekeluargaan. Setiap tahun, jumlah siswa baru yang ingin mengenyam pendidikan
di sekolah ini terus meningkat. Artinya, kepercayaan masyarakat semakin besar
untuk lembaga pendidikan ini. Sekolah ini juga telah membangun kerjasama dengan
Media Pendidikan Cakrawala NTT, Eko pastoral OFM Pagal, Polsek Cibal, Dispenduk
Manggarai, dan Puskemas Wae Codi. Dalam tahun ini, ada rencana untuk
bekerjasama dengan STKIP Ruteng dalam hal bimbingan penyusunan soal HOTS (Higher
Order Thingking Skill), dan Puspas Keuskupan Ruteng dalam program pembinaan
rohani dan Human Trafficking. Saya
berharap pemerintah bisa memperhatikan standar sarpras karena jumlah siswa yang
daftar dan mengenyam pendidikan di sini tidak diimbangi dengan penambahan
jumlah gedung khususnya ruangan kelas,” ungkap Yustus.
Hingga saat ini, SMAN 2 Cibal memiliki SMPN 2
Cibal, memiliki 487 siswa/i dan 42 tenaga pendidik yang terdiri dari 36 guru
komite dan 6 guru PNS. Sementara itu, sekolah ini didukung oleh tiga SMPN
pendukung yakni SMPN 2 Cibal, SMPN 6 Lenda, dan SMPN 9 Cibal. (Celo Teho/rz)
0 Comments